digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pada umumnya bangunan tinggi menggunakan penghawaan buatan sehingga konsumsi energinya sangat banyak. Makalah ini membahas potensi penghawaan hybrid pada bangunan tinggi dengan latar belakang penggunaan energi. Untuk memperoleh rancangan bangunan tinggi dengan sistem penghawaan hybrid tersebut, digunakan metoda uji model tiga dimensi yang disimulasikan di dalam wind tunnel. Angin digunakan sebagai dasar dalam merancang di mana pengujian secara bertahap dilakukan melalui rekayasa bentuk bangunan untuk merespon arah dan kelajuan angin. Tahapan awal adalah pemetaan arah dan kelajuan angin pada permukaan bangunan tinggi. Rekayasa bentuk bangunan dilakukan berdasarkan peta kontur angin pada bidang permukaan bangunan tinggi. Hasil pemetaan tersebut menunjukkan pada ketinggian 4/5 bangunan memiliki tekanan angin terbesar yang berpotensi sebagai lokasi wind scoop. Penerapan sistem penghawaan hybrid bersifat temporal, pada malam hari terjadi pendinginan bangunan sehingga mengurangi beban energi penghawaan mekanis pada siang hari. Pendinginan malam hari tersebut menggunakan system wind scoop sedangkan pada siang hari tidak.. Rekayasa bentuk dan penerapan sistem penghawaan hybrid pada bangunan tinggi tersebut diharapkan mampu mewujudkan sistem penghawaan udara yang efisien energi.