digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kawasan pesisir ,yang merupakan kawasan perbatasan antara daratan dengan lautan, tidak terlepas dari berbagai persoalan terkait isu air. DKI Jakarta adalah salah satu kota yang berada pada kawasan pesisir Utara Pulau Jawa juga tidak terlepas dari berbagai persoalan, khususnya yang terkait dengan isu air. Kenaikan muka air laut sebagai akibat dari perubahan iklim,terjadinya banjir, baik akibat curahan air hujan maupun akibat air laut pasang juga merupakan persoalan pada kawasan pesisir. Isu krisis air aibat intrusi air laut terhadap air tanah pun termasuk persoalan yang dihadapi pada kawasan pesisir. DKI Jakarta sebagai pusat kegiatan yang dihuni oleh delapan juta penduduk memerlukan suatu upaya untuk menyelesaikan persoalan-persoalan tersebut dalam upaya untuk mencapai pembangunan kota yang berkelanjutan. Sejauh ini belum terdapat pendekatan dari segi desain untuk menyelesaikan persoalan yang terjadi pada kawasan pesisir tersebut. Konsep Water Sensitive Urban Design (WSUD) merupakan alternatif penyelesaian untuk persoalan terkait isu air pada kawasan pesisir melalui pendekatan perancangan kota. WSUD merupakan salah satu pendekatan rancang kota yang mengintegrasikan pengelolaan siklus air ke dalam proses pembangunan perkotaan. Pendekatan yang terintegrasi dalam manajemen air hujan merupakan kunci dari WSUD. Keunikan konsep WSUD adalah upaya pendekatan dengan menahan aliran dan menampung air di dalam tapak, tidak seperti pendekatan pada umumnya yang berupaya mengalirkan air secepatnya ke luar tapak. Oleh karena itu, studi ini berupaya untuk mengidentifikasi peluang dan prinsip penerapan konsep WSUD untuk mengatasi persoalan terkait isu air pada kawasan pesisir. Observasi lapangan digunakan sebagai metode untuk memperoleh gambaran kondisi, karakteristik, serta persoalan terkait isu air yang terjadi pada kawasan pesisir Utara Jakarta. Perolehan data sekunder dilakukan melalui studi literatur dan survei instansi. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dan eksploratif. Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan konsep WSUD serta karakteristik dan persoalan kawasan pesisir Utara Jakarta. Sementara analisis eksploratif digunakan untuk menemukan peluang penerapan WSUD di kawasan pesisir dengan mempertimbangkan kondisi fisik, persoalan, dan konsep WSUD tersebut. Berdasarkan hasil studi diketahui bahwa isu utama pada kawasan pesisir yang berpeluang untuk ditangani dengan penerapan konsep WSUD adalah isu air baku. Konsep WSUD tidak dapat diterapkan dengan efektif untuk mengatasi banjir karena kondisi tanah tidak memungkinkan. Prinsip utama untuk kawasan pesisir adalah dengan menampung air hujan agar dapat digunakan kembali serta mengurangi limpasan air pada permukaan tanah. Tidak seluruh guna lahan dapat menerapkan prinsip tersebut berdasarkan pertimbangan kelayakan lahan, karakteristik fisik, serta kondisi komponen internal dan eksternal setiap guna lahan.