digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Setiap pengecoran beton bertulang konstruksi gedung yang bersifat massive, dimungkinkan adanya penghentian pengecoran karena keterbatasan adukan pasta semen yang dibuat, cuaca yang buruk, ataupun kondisi teknis lain yang tidak memungkinkan dicor menerus. Dalam kondisi ini, mau tidak mau akan ada elemen dari beton kering yang diteruskan dengan pengecoran adukan pasta semen yang masih segar (basah). Hal ini mengakibatkan terbentuknya suatu construction cold joint pada bidang pertemuan pengecoran lama dan pengecoran baru tersebut. Construction cold joint ini perlu direncanakan dengan baik agar beban yang dipikul oleh beton bertulang dapat ditransfer tanpa terjadi slip. Balok pada gedung bertingkat adalah elemen struktural yang dominan menahan lentur. Construction cold joint pada balok dibuat dengan cara memiringkan permukaan beton lama terhadap beton baru ketika proses pengecoran. Kemiringan construction cold joint ini akan berpengaruh pada balok saat memikul beban lentur. Namun, sampai saat ini belum ada penelitian mengenai construction cold joint optimum pada balok yang dikenai aksi lentur murni. Oleh karena itu, penulis menilai bahwa perlu diadakannya kegiatan penelitian untuk menjawab kebutuhan tersebut. Metodologi penelitian yang dilakukan adalah survey material, pembuatan benda uji balok, pengujian dan analisis hasil pengujian. Tahapan pertama adalah survey. survey dilakukan untuk mengetahui dimana saja material yang dibutuhkan bisa didapat dan kisaran harga material. Tahapan kedua adalah Pembuatan benda uji balok. Benda uji dibuat melalui dua tahap pengecoran dengan variasi kemiringan construction cold joint di tengah bentang. Benda uji yang telah dibuat lalu dirawat hingga 28 hari terhitung dari tanggal pengecoran terakhir. Tahapan ketiga adalah pengujian lentur murni dengan cara pembebanan two point loads dengan jarak 250 mm dari masing-masing tumpuan. Tahapan terakhir adalah analisis hasil pengujian untuk menentukan construction cold joint optimum. Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa construction cold joint optimum adalah construction cold joint dengan sudut 45o. Hal ini disebabkan karena sudut 45o dalah sudut yang tidak landai dan juga tidak tegak. Sudut ini menghasilkan bentangan daerah lemah yang optimum (akibat pemadatan yang kurang sempurna) terhadap luas permukaan construction cold joint yang menahan tegangan normal akibat momen lentur.