digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Salah satu parameter yang paling berpengaruh terhadap kapasitas pembangkitan listrik pada PLTGU adalah temperatur udara yang akan digunakan dalam pembakaran pada siklus turbin gasnya. Pada umumnya produsen turbin gas merancang kapasitas pembangkitan listrik turbinnya dapat maksimal pada temperatur udara kurang dari 200C. Hampir semua PLTGU di Indonesia bekerja pada kondisi temperatur rata-rata 300C karena iklim indonesia yang tropis, sehingga kapasitas yang diperoleh pun tidak maksimal. Untuk memaksimalkan kapasitas pembangkitan di PLTGU diperlukan instalasi tambahan untuk mendinginkan udara yang akan digunakan dalam siklus turbin gas. Sebuah sistem pendinginan udara pasok turbin gas telah dirancang untuk 1 unit Gas Turbine Generator berkapasitas 260 MW dengan laju volumetrik udara sebesar 530 m3/s dan asumsi kondisi udara lingkungan pada temperatur bola kering 300C dan temperatur bola basah 260C. Untuk kondisi ekstrem, sistem melayani beban pendinginan sebesar 2008 TR. Estimasi kinerja sistem selama satu tahun operasi pun telah dilakukan dengan menggunakan data temperatur operasi PLTGU Muara Karang. Dari estimasi kinerja tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem pendinginan mampu memaksimalkan kapasitas pembangkitan listrik dengan tambahan daya bersih yang berkisar dari 9,5 MW hingga 15,6 MW. Sebagai catatan, untuk pengadaan sistem pendinginan udara pasok ini dibutuhkan biaya investasi sekitar Rp. 18.529.021.000,-.