Untuk mendapatkan hasil yang baik dalam mempelajari kondisi geologi bawah permukaan Blok ÂÂâ€YRÂÂâ€, telah dilaksanakan akuisisi data gayaberat selain akuisisi data seismik. Data seismik yang telah diolah menunjukkan resolusi yang kurang baik pada lapisan-lapisan di bawah garam sehingga penentuan konfigurasi batuan dasarnya tidak dapat dilakukan dengan baik.
Pengolahan data gayaberat dilakukan untuk membantu menentukan konfigurasi batuan dasar dengan melakukan penapisan (filtering) menggunakan metoda perata-rataan bergerak (moving average) dua tahap. Penapisan yang pertama menggunakan jendela tapis 9 (8x8 km) menghasilkan anomali residual dangkal, dengan kontak rata-rata ketidakselarasannya berada pada kedalaman sekitar 1,100 m. Selanjutnya, penapisan yang kedua menggunakan jendela tapis 21 (20x 20 km) menghasilkan anomali residual yang lebih dalam dengan rata-rata kontak ketidakselarasannya berada pada kedalaman sekitar 3,878 m. Dari peta anomali residual jendela 21, dilakukan interpretasi awal keberadaan struktur- struktur sesar. Dari pemodelan ke depan juga dapat diinterpretasikan topografi batuan dasar semakin ke selatan menjadi relatif semakin datar. Nilai anomali yang rendah dapat disebabkan oleh kandungan garam yang tebal maupun batuan dasar yang elevasinya semakin dalam dan sebaliknya.