Studi mengenai sistem propulsi flying car perlu dilakukan tersendiri karena adanya konstrain yang dapat membatasi sistem propulsi yang dapat digunakan oleh flying car. Dengan kelebihan dari konfigurasi duct dan coaxial rotor, maka konfigurasi ducted coaxial rotor digunakan sebagai sistem propulsi flying car yang sedang dikembangkan oleh ITB. Dalam tugas akhir ini dilakukan analisis konfigurasi ducted coaxial rotor pada kondisi hover dengan variasi rotor spacing, beberapa konfigurasi duct (Nozzle 19A dan duct lurus), serta efek ground untuk mengetahui pengaruh rotor spacing, geometri duct, serta efek ground tersebut terhadap karakterisktik aliran dan thrust yang dihasilkan. Analisis performa dilakukan pada kondisi hover dengan kecepatan putar 8000rpm dan propeller 10x4.5 in, menggunakan computational fluid dynamics. Hasil analisis menunjukkan semakin besar jarak rotor, secara keseluruhan performa hover dari kedua rotor semakin baik. Nozzle 19A dapat menghasilkan thrust yang lebih besar dibandingkan dengan duct lurus. Serta semakin besar jarak ground, thrust yang dihasilkan semakin besar pula.