Proses transmisi minyak dan gas bumi di lepas pantai dengan menggunakan pipa telah memberikan banyak keuntungan terhadap industri energi dalam kurun waktu beberapa puluh tahun belakangan ini. Seiring dengan itu, maka instalasi pipa bawah laut menjadi hal yang sangat penting. Sebelum beroperasi di lepas pantai, setiap pipa yang akan dipakai harus melalui tahap instalasi. Selama tahap tersebut pipa akan mengalami tegangan yang perlu dianalisis, sehingga tegangan yang terjadi tidak mengganggu keamanan saat proses transmisi.
Pada penelitian ini dilakukan analisis pengaruh perubahan parameter pipa terhadap total tegangan yang terjadi dan kedalaman instalasi yang dapat dicapai. Parameter yang dipilih diantaranya, tebal dinding pipa yang akan di instalasi, grade material dari pipa yang digunakan, besar diameter dari pipa, tegangan tensioner yang diberikan pada pipa saat instalasi, dan ketebalan concrete coating yang digunakan. Sebagai studi kasus, dilakukan analisis proses instalasi yang akan dilakukan pada export pipeline di West Seno menggunakan konfigurasi dari metode S-lay. Proses perhitungan tegangan pipa dilakukan dengan menggunakan perangkat lunakOffpipe. Besar tegangan total yang dihasilkan akan dievaluasi berdasarkan kriteria yang terdapat pada DNV OS F101 dan API RP 1111.
Peningkatan tebal dinding pipa, grade material yang digunakan, dan tebal concrete coating mengakibatkan peningkatan total tegangan yang terjadi dan penurunan kedalaman instalasi untuk daerah overbend dan sagbend. Peningkatan grade material mengakibatkan peningkatan total tegangan yang terjadi namun meningkatkan kedalaman instalasi. Perubahan besar diameter tidak banyak mempengaruhi. Kedalaman maksimum untuk laut dangkal adalah 518 meter. Dari hasil studi kasus pada export pipeline west seno instalasi dapat dilakukan maksimum sampai kedalaman 469 meter.