Proses pengaliran batuan sisa hasil pertambangan dalam bentuk slurry dengan menggunakan pipeline adalah salah satu tahapan yang penting untuk dilakukan dalam proses pengolahan tambang. Seiring dengan meningkatnya jumlah pertambangan di dunia, kebutuhan penggunaan pipeline di pertambangan juga semakin bertambah. Debit dan karakteristik slurry yang dapat dialirkan sangat bergantung dari desain rancangan dari pipeline yang digunakan. Pipeline yang digunakan juga harus terjamin kemanannya saat dioperasikan. Maka dari itu, perlu dilakukan analisis aliran dan tegangan pada sistem pipeline, agar tingkat
karakteristik slurry yang diinginkan dan keamanan operasi pipeline dapat tercapai.
Pada tugas akhir ini, telah dilakukan analisis dan pemodelan hidrolik aliran, perhitungan ketebalan pipa, pemodelan geometri pipa ber-orifice dengan menggunakan program bantu gambit, pemodelan laju aliran pipa ber-orifice dengan menggunakan program bantu Fluent, pemodelan sistem perpipaan dengan menggunakan Autopipe, analisis tegangan sistem perpipaan berdasarkan ASME B31.11, Slurry Transportation Pipaing System, modifikasi sistem perpipaan, dan studi parameter terhadap variasi kondisi operasi sistem perpipaan.
Hasil analisis hidrolik dan simulasi aliran fluent menunjukkan bahwa penggunaan 15 buah orifice dapat menaikkan tingkat konsentrasi solid aliran hingga sebesar 25.17% untuk kondisi 3167 t/h. Untuk perhitungan tebal pipa
berdasarkan ASME B31.11, didapatkan nilai ketebalan pipa senilai 0.403 inch.
Untuk studi parameter analisis tegangan, kegagalan mulai terjadi apabila beban gempa yang dikenakan pada sistem yang telah dimodifikasi memiliki nilai sebesar 0.45 g, karena akan menghasilkan tegangan sebesar 32375 Psi , yang berada diatas batas tegangan occasional, yaitu 30800 Psi.