Biodiesel merupakan bahan bakar yang terdiri dari campuran mono-alkyl ester dari rantai panjang asam lemak, yang dipakai sebagai alternatif bagi bahan bakar dari mesin diesel dan terbuat dari sumber terbaharui seperti minyak sayur atau lemak hewan. Pada perusahaan-perusahaan yang saat ini masih menggunakan solar sebagai bahan bakar pada oil burner, biodiesel merupakan pilihan bahan bakar alternatif yang tepat karena membutuhkan investasi yang relatif lebih kecil dibandingkan apabila harus beralih menggunakan alternatif energi lain seperti LNG, residu, maupun batu bara. Akan tetapi, penggunaan biodiesel dalam campuran biosolar ternyata menimbulkan dampak yang kurang diharapkan pada kinerja mesin, terutama laju pembentukan deposit yang tinggi. Salah satu solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi fenomena tersebut adalah dengan penambahan aditif. Metode ini dinilai cukup ekonomis karena tidak diperlukan adanya modifikasi mesin. Dengan konsentrasi pencampuran yang rendah, suatu aditif dapat memperbaiki kinerja mesin yang menggunakan biosolar sebagai bahan bakarnya. Dalam pengujian yang dilakukan kali ini, aditif bahan bakar yang digunakan adalah aditif deterjen yang mengandung nitroparaffin dan bahan kimia khusus lainnya. Aditif ini khusus dikembangkan untuk meningkatkan kualitas biodiesel yang diklaim dapat membantu mengurangi emisi, konsumsi bahan bakar, dan pembentukan deposit di injector head hingga 90%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan aditif terhadap kinerja oil burner dengan bahan bakar biosolar. Pengujian dilakukan dengan menggunakan burner Olympia dan instalasi cerobong yang didesain secara khusus untuk kebutuhan pengujian. Lokasi pengujian dilakukan di Tempat Pembakaran Sampah (Incinerator) ITB di Sabuga. Identifikasi kandungan deposit dilakukan di Laboratorium Uji Material, Departemen Metalurgi dan Material FTUI. Dari pengujian yang telah dilakukan, ditemukan bahwa penggunaan aditif deterjen ini pada biosolar dapat menurunkan laju pembentukan deposit dan tingkat konsumsi bahan bakar. Untuk dimensi lidah api, penggunaan aditif 1000 ppm pada B05 dan B20 serta penggunaan aditif 2000 ppm pada B10 dapat menaikkan flame parameter. Untuk emisi gas buang, penggunaan aditif pada B05 dan B10 justru meningkatkan kadar emisi CO dan HC, sedangkan penggunaan aditif pada B20 mampu menurunkan kadar emisi CO dan HC. Dari data-data yang diperoleh pada pengujian ini, dapat diamati bahwa kinerja aditif dipengaruhi oleh konsentrasi pencampuran dan bahan dasar aditif.