Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi (RTRWP) Jawa Barat Pemerintah Propinsi Jawa Barat telah menetapkan delapan kawasan andalan yang di antaranya Kawasan PURWASUKA (Purwakarta, Subang, Karawang). Sektor unggulan di Kawasan PURWASUKA di antaranya industri, pertanian dan perdagangan. Karena itu arah penelitian ini adalah mengkaji bagaimana agar Kawasan PURWASUKA dapat menjadi salah satu basis industri dan perdagangan pangan regional di Jawa Barat yang berdaya saing tinggi melalui pendekatan klaster industri dan perdagangan wholesale dengan indikator: tingginya efisiensi, pangsa pasar dan pendapatan pelaku usaha komoditas pangan.
Penyusunan strategi pengembangan industri dan perdagangan pangan di Kawasan PURWASUKA menggunakan pendekatan Positioning School yaitu penyusunan strategi sebagai suatu proses analitis. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari metode Location Quotient/1.Q, analisis sub sektor, analisis daya saing diamond Porter dan analisis pengembangan klaster. Metode LQ digunakan untuk identifikasi komoditas dan industri pangan unggulan, identifikasi sebaran sentra pertanian dan industri. Analisis sub sektor merupakan kajian aliran komoditas pangan dari sentra pertanian hingga tingkat konsumen akhir dalam bentuk peta sub sektor clan, analisis efisiensi kanal distribusi komoditas pangan dengan kriteria tingkat pemenuhan kebutuhan (service level) dan marjin harga pada jalur distribusi.
Analisis diamond Porter digunakan untuk mengkaji daya saing industri pangan dan kondisi internal (kekuatan, kelemahan) serta eksternal (peluang dan ancaman) industri tersebut. Sedangkan analisis pengembangan klaster digunakan untuk menyusun strategi pengembangan industri dan perdagangan pangan.
Berdasarkan perhitungan menggunakan metode Location Quotient (LQ), kabupaten di Kawasan PURWASUKA yang paling banyak memiliki potensi unggulan pertanian adalah Kabupaten Subang diikuti Karawang dan Purwakarta masing-masing sebanyak 28, 23, dan 22 jenis komoditas unggulan. Analisis efisiensi distribusi menunjukan bahwa struktur pasar komoditas pangan belum sempurna dan belum berkeadilan, sistem perdagangan dan distribusi komoditas pangan belum efisien, sistem informasi pasar belum mapan dan efektif, promosi perdagangan komoditas pangan masih kurang, kemampuan pelaku kegiatan perdagangan masih lemah untuk sebagian lesar komoditas pangan unggulan di Kawasan PURWASUKA. Hasil penting analisis daya saing dan analisis internaleksternal sentra industri kerupuk ikan yang berpotensi dikembangkan menjadi klaster industri pangan di Kawasan PURWASUKA adalah (a) Daya saing faktor input seperti mesin, teknologi tergolong rendah, sedangkan daya saing faktornput sumber daya manusia dan sarana distribusi tergolong tinggi; (b) Persaingan terjadi secara horisontal antar perusahaan sejenis sangat ketat; (c) Industri pemasok bahan baku (tapioka) terletak di luar kawasan sementara bahan dasar (ubi kayu) ada di dalam kawasan; (d) Kebutuhan pasar kerupuk ikanludang masih tumbuh baik untuk pasar regional, nasional bahkan manca negara.
Inti dari strategi yang direkomendasikan adalah membangun keterkaitan antara sektor pertanian dan industri pangan sedemikian hingga dapat unggul paling tidak di tingkat regional Propinsi Jawa Barat. Secara umum strategi pengembangan industri dan perdagangan pangan di Kawasan PURWASUKA selama 5-10 ke depan diarahkan pada peningkatan pangsa pasar, peningkatan efisiensi produksi (untuk industri pangan) dan peningkatan marjin keuntungan yang diperoleh produsen, peningkatan efisiensi distribusi komoditas pangan (untuk perdagangan pangan). Karena itu rekomendasi implementasi strategi yang diprioritaskan adalah upaya pengembangan jaringan kerj a sama secara vertikal antara pelaku usaha pertanian, industri dan perdagangan pangan.dalam bentuk pembangunan suatu pasar wholesale (pasar induk) di Kawasan PURWASUKA.