digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, pekerja merupakan sumber daya yang berhubungan langsung dengan pelaksanaan pekerjaan, sehingga pekerja mempunyai andil besar dalam penyelesaian proyek dan sekaligus sebagai penentu apakah proyek itu nantinya memenuhi aspek mutu seperti yang telah ditetapkan. Kelompok pekerja bekerja sesuai dengan sub-bidang pekerjaan dan keahliannya masing-masing, mereka biasanya dibawa dan dikepalai oleh seseorang yang dikenal sebagai mandor. Secara umum kedudukan mandor dalam struktur organisasi tenaga kerja di suatu proyek berada di bawah struktur perangkat pelaksana kontraktor. Sebagai pemimpin tukang, mandor berperan sebagai manajer lini pertama (first line manager) di mana ia membawahi secara langsung tukang-tukangnya dan tidak mempunyai manajer-manajer lain sebagai anak buahnya. Mandor mempunyai kontrak langsung dengan kontraktor maupun pekerja, ia memainkan peran sebagai “the middle man” antara kontraktor dan pekerja. Peran ini mengharuskan mandor mempunyai kemampuan komunikasi dan penghubung antara kontraktor dan pekerja. Informasi dan perintah yang diberikan oleh kontraktor harus dapat diteruskan kepada pekerja, yang selanjutnya pekerja mewujudkannya dalam bentuk hasil akhir pekerjaan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pihak kontraktor. Mengingat pentingnya keberadaan mandor dan sejauh ini belum ada studi yang ekstensif mengenai mandor, maka perlu digali lebih mendalam mengenai gambaran peran dan fungsi mandor dalam organisasi tenaga kerja proyek konstruksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengetahui lebih dalam mengenai gambaran peran dan fungsi mandor dalam organisasi tenaga kerja proyek konstruksi. Selain itu penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi tentang seberapa sesuai peran dan fungsi tersebut dinilai dari sudut pandang kontraktor yang dilihat dari tingkat kepuasan kontraktor terhadap peran dan fungsi yang dimainkan oleh mandor dalam rangka keberhasilan proyek konstruksi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan melakukan survei ke proyek konstruksi bangunan gedung yang sedang berlangsung. Proses pengambilan data dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama disebut sebagai survei pendahuluan dengan melakukan wawancara kepada kontraktor dan mandor. Tahap kedua adalah survei lanjutan dengan melakukan penyebaran kuesioner dan wawancara kepada kontraktor dan mandor. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pada dasarnya sudah terdapat kesamaan persepsi mengenai sepuluh peran manajerial mandor dan empat fungsi manajerial yang dijalankan mandor di proyek konstruksi baik dari responden kontraktor maupun dari responden mandor. Namun, secara umum tingkat kepuasan kontraktor terhadap pelaksanaan peran dan fungsi yang dijalankan oleh mandor masih berada pada tingkat kepuasan “cukup memuaskan”. Pihak kontraktor memiliki harapan yang tinggi kepada mandor untuk menjalankan peran informasional.