2010 TS PP EDUARDUS WASTHU WIDYAWAN MAHARJONO 1-COVER.pdf
PUBLIC Open In Flip Book Ena Sukmana 2010 TS PP EDUARDUS WASTHU WIDYAWAN MAHARJONO 1-BAB 1.pdf
PUBLIC Open In Flip Book Ena Sukmana 2010 TS PP EDUARDUS WASTHU WIDYAWAN MAHARJONO 1-BAB 2.pdf
PUBLIC Open In Flip Book Ena Sukmana 2010 TS PP EDUARDUS WASTHU WIDYAWAN MAHARJONO 1-BAB 3.pdf
PUBLIC Open In Flip Book Ena Sukmana 2010 TS PP EDUARDUS WASTHU WIDYAWAN MAHARJONO 1-BAB 4.pdf
PUBLIC Open In Flip Book Ena Sukmana 2010 TS PP EDUARDUS WASTHU WIDYAWAN MAHARJONO 1-PUSTAKA.pdf
PUBLIC Open In Flip Book Ena Sukmana
Proses produksi yang efisien serta produktivitas yang tinggi merupakan harapan semua perusahaan dalam berbisnis. PT Selamat Prama Arta, sebagai salah satu perusahaan penyortir teh yang telah berusia hampir 36 tahun, memiliki isu bisnis tingkat lembur yang tinggi hingga menjadi suatu aktivitas yang bersifat reguler.
Isu bisnis tersebut mengarah kepada masalah proses kerja yang kurang terkontrol yang setelah dilakukan penelitian lebih lanjut memerlukan proses evaluasi dan perbaikan
terhadap proses bisnisnya terutama pada proses produksinya. Kegiatan ini tidak dapat dijalankan oleh pihak manajemen karena selama ini perusahaan tidak memiliki tools yang tepat untuk melakukan proses tersebut. Berangkat dari adanya akar masalah ini,
penelitian lebih difokuskan untuk melakukan analisis proses bisnis perusahaan dengan cara membuat process model agar dapat dilakukan perbaikan di sekitar area produksi. Tahapan penelitian dilakukan dengan membuat process model berdasarkan standar Business Process Modeling Notation (BPMN) yang dimulai dari proses kedatangan bahan baku hingga proses pengemasan barang jadi. Fokus penelitian kemudian dipersempit ke dalam proses produksi yang melibatkan departemen produksi,
departemen Quality Control (QC), dan area gudang. Hasil analisis dilakukan dengan menggunakan bantuan software iGrafx® ProcessTM 2007 dan dibandingkan dengan
perhitungan secara teoritis. Berdasarkan hasil analisis perbandingan antara process model saat ini dengan process model alternatif kemudian disusun langkah-langkah perbaikan yang kemudian membuahkan rekomendasi untuk mengganti mesin lama dengan jenis yang lebih baru,
perbaikan layout pabrik dan perbaikan proses QC. Proses implementasi yang memakan biaya Rp 104.725.000,- ini memberikan benefit antara peningkatan output proses
pengayakan sebesar 21,43% serta peningkatan di departemen QC dan gudang .