digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pada tahun-tahun terakhir ini krisis pasokan listrik di Indonesia sudah sangat sering terjadi. Salah satu opsi sumber energi alternatif yang ditawarkan adalah pembangkit listrik tenaga nuklir. Salah satu fitur untuk meningkatkan keamanannya adalah PCS (Passive Containment Cooling System). Tujuan penelitian ini untuk membuat analisis numerik dari karakteristik PCS berpendingin udara pada model AP1000 dengan menggunakan CFD (Computational Fluid Dynamics) dan pendekatan konveksi alamiah. Penelitian ini diawali dengan studi literatur mengenai AP 1000 serta perangkat GAMBIT dan FLUENT. Langkah berikutnya adalah membuat model yang sebangun dengan sungkup riil lalu memberi mesh dengan perangkat GAMBIT. Model yang telah di-mesh lalu diekspor ke perangkat FLUENT untuk dianalisis numerik. Pemodelan ini bertujuan untuk mendapatkan koefisien perpindahan panas konveksi. Analisis selanjutnya adalah mencari persamaan korelasi dalam bentuk bilangan tak berdimensi serta mencari fluks panas kritik. Dalam tugas akhir ini juga dipaparkan mengenai pengaruh dari adanya variasi lebar celah dan tinggi sungkup terhadap karakteristik perpindahan panas. Berdasarkan analisis numerik, keberadaan selubung dalam sungkup meningkatkan laju perpindahan panas dan memperbaiki sistem pendinginan. Sayangnya ada suatu saat dimana PCS ini tidak dapat bekerja dengan baik lagi, hal ini terjadi ketika fluks panas mencapai batas kritis atau karena terhambatnya udara pendingin. Fluks panas kritik tercapai pada saat temperatur rata-rata dinding sungkup mencapai 548,598 K (fluks pada dinding silinder=838,692 W/m2) untuk model tanpa selubung dan 395,672 K (fluks pada dinding silinder = 1118,256 W/m2 Kata kunci: ) untuk model dengan selubung. Nilai koefisien perpindahan panas akan menurun bila air baffle terlalu sempit maupun terlalu lebar. Perpindahan panas mencapai nilai optimum pada lebar celah 2 cm atau sama dengan 0,8 m pada sungkup riil.