digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja siklus cetus-biner bila diterapkan pada Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), dimana sumber panasnya berasal dari brine sisa separator yang umumnya diinjeksikan kembali ke dalam sumur. Dalam mengkaji siklus cetus-biner, digunakan empat jenis fluida kerja organik untuk siklus binernya, yaitu i-pentana, n-pentana, i-butana, dan n-butana. Dilakukan proses optimasi terhadap kinerja sistem pembangkit, sehingga diperoleh kondisi paling optimum yang dapat menghasilkan daya netto maksimum. Dari penelitian ini, dilakukan juga proses perancangan termal untuk beberapa komponen pada sistem pembangkit, yaitu preheater, evaporator dan kondensor berpendingin udara. Proses simulasi dan perancangan penukar panas dibantu dengan paket program HYSYS, Heat Transfer Research Inc. (HTRI), dan metode yang ada pada Gas Processors Supplier Association (GPSA). Hasil penelitian menunjukan pengaruh setiap parameter yang divariasikan (tekanan cetus, tekanan evaporator, 4 temperatur pinch, pembentukan kerak dan jenis fluida kerja organik) dalam menghasilkan daya netto maksimum pada PLTP. Dari hasil kajian, didapatkan kesimpulan bahwa fluida kerja organik yang dapat menghasilkan daya netto maksimum sebesar 3077,64 kW adalah fluida kerja ipentana, pada kondisi tekanan cetus 600 kPa, tekanan evaporator 1500,60 kPa, dan 4 temperatur pinch 5 oC. Daya netto tersebut didapatkan setelah memperhatikan kemungkinan terbentuknya kerak pada temperatur brine keluar 122oC. Setelah dilakukan proses perancangan termal pada preheater, evaporator dan kondensor berpendingin udara, diperoleh daya netto siklus cetus-biner sebesar 2991,98 kW, efisiensi termal (ηt) 12,29% dan efisiensi utilisasi ( ηu) 23,06%.