Meningkatkan kekayaan pemegang saham dan nilai perusahaan merupakan tujuan utama dari setiap perusahaan. Hal ini bisa tercapai apabila perusahaan, terutama pihak manajemen, berhasil menciptakan nilai tambah bagi perusahaannya. Umumnya, perusahaan menggunakan laba akuntansi sebagai tolak ukur peningkatan nilai perusahaan, sehingga maksimalisasi profit cenderung menjadi target dari perusahaan. Padahal nilai laba akuntansi belum mencerminkan laba yang sebenarnya (true profit).
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa peningkatan laba akuntansi belum tentu berarti peningkatan nilai perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan suatu metode tambahan yang dapat mengidentifikasi true profit perusahaan. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah EVA (Economic Value Added), yang dapat merefleksikan keuntungan ekonomi dari perusahaan tersebut.
Berdasarkan metode ini akan diidentifikasi faktor-faktor apa saja yang menjadi value driver EVA di industri semen (yang menjadi studi kasus penelitian ini) sehingga bisa digunakan sebagai acuan untuk meningkatkan nilai perusahaan. Sebagai tambahan akan dilakukan pula analisis MVA (Market Value Added), untuk mengidentifikasi perusahaan yang memiliki nilai MVA yang signifikan.
Analisis akan dilakukan pada tiga perusahaan besar di industri semen, menguasai lebih dari 90% market share Indonesia, yang telah terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia). Industri semen diambil sebagai studi kasus karena industri ini merupakan salah satu industri utama penunjang pembangunan nasional dan berbagai penelitian menunjukan bahwa pembangunan nasional merupakan salah satu pendongkrak pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Dari hasil analisis akan diidentifikasi faktor-faktor apa saja yang harus dikembangkan sebagai value driver dari EVA dan MVA, ternyata didapatkan bahwa ada lima value driver utama untuk penciptaan nilai perusahaan, yaitu operating profit margin, WACC, working capital, capital turnover dan sales growth.