digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Indonesia merupakan negara agraris dengan rempah-rempah yang melimpah, salah satunya adalah bawang merah. Dewasa ini, petani bawang tidak lagi menjual bawang merah hasil panennya dalam kondisi kering saja. Bawang harus segera diangkut oleh pedagang atau koperasi dalam kondisi 4 hari setelah panen, agar tonase bawang masih tinggi pada saat ditimbang. Dampaknya, pedagang bawang merah mengambil resiko dengan mengangkut bawang merah tersebut dengan konsekuensi bawang masih berada dalam kondisi lembab ketika ditumpuk, baik dalam truk pengangkut, maupun dalam gudang yang terdapat di pasar induk. Fenomena yang sering dijumpai pada kondisi tersebut adalah terjadinya pembusukan dan tumbuhnya tunas yang mengakibatkan kerugian pada pedagang yang menyimpan bawang. Berdasarkan kenyataan demikian, maka tugas akhir ini berupaya untuk membantu pemecahan masalah tersebut dengan merancang sebuah mesin pengering yang terimplementasi pada bak truk. Saat diangkut, bawang merah secara paralel dikeringkan, sehingga dapat menghemat waktu serta meningkatkan kualitas bawang. Di akhir, didapati bahwa dengan penerapan sistem pengering ini pedagang dapat meningkatkan cashflow 13% untuk penjualan langsung dan mampu mengurangi pembusukan hingga 100% pada penjualan tunda. Besar harapan kami agar tugas akhir ini dapat dikembangkan untuk komoditas pertanian yang lain serta dapat diaplikasikan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di masyarakat pertanian, khususnya petani bawang merah.