digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

PT Ganesha Abaditama adalah perusahaan Indonesia yang berfokus pada produksi serta pengadaan produk yang berasal dari bumbu dan rempah. Mereka saat ini memiliki banyak gudang, yang mereka gunakan untuk membantu proses produksi mereka. Gudang tersebut meliputi gudang bahan baku, gudang barang dalam proses, dan gudang barang jadi. Setelah berbicara dengan manajer operasi, menjadi jelas bahwa perusahaan telah lama berjuang melawan masalah kelebihan stok di gudangnya. Para peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif untuk sampai ke dasar masalah dan mengungkap penyebabnya. Mayoritas data yang dikumpulkan berasal dari wawancara tidak terstruktur serta catatan sejarah dari perusahaan. Untuk memulai, peneliti menganalisis data dasar yang disediakan oleh perusahaan untuk menentukan gudang mana yang memiliki jumlah kelebihan persediaan terbesar. Setelah itu, peneliti berkonsultasi dengan diagram Ishikawa untuk memperoleh pemahaman lebih lanjut mengenai penyebab utama dari masalah tersebut. Peneliti menggunakan pendekatan peramalan alternatif, metode analisis inventaris ABC, dan metode kuantitas ekonomi untuk menetapkan kebijakan alternatif untuk manajemen inventaris. Analisis lebih lanjut dari data historis menyimpulkan bahwa ada sekitar 55% dari total bahan baku yang berada di atas permintaan sebenarnya. Sementara itu, tingkat persediaan barang dalam proses adalah 15% di atas permintaan, dan kedua gudang barang jadi masing-masing berada di 7% dan 22%. Penelitian ini menggunakan 5 item sampel untuk diramalkan, dan menghasilkan 3 metode peramalan berbeda yang memiliki kesalahan paling sedikit untuk setiap item: pemulusan eksponensial, rata-rata pergerakan 5 bulan, dan rata-rata pergerakan 6 bulan. analisis persediaan, 17 barang ditempatkan pada kategori A, 18 barang ditempatkan pada kategori B, dan 42 barang ditempatkan pada kategori C. Selain itu, peneliti sampai pada kesimpulan bahwa ada delapan item di gudang yang tidak menambah pendapatan secara keseluruhan (Dead Stock). Penerapan metode ekonomi kuantitas berpotensi menghemat 47,65% biaya terkait pemesanan bahan baku; Namun, setelah menganalisis karakteristik permintaan dan fluktuasi harga bahan baku, model periode waktu tetap lebih disukai untuk perusahaan ini.