Panas bumi merupakan salah satu alternatif energi yang sangat berpotensi di Indonesia. Hampir sekitar 40 % energi panas bumi dunia disimpan di negeri Indonesia. Diperkirakan Indonesia memiliki cadangan energi panas bumi sebesar 27357,5 Mwe dan kenyataannya sampai tahun 2008, Indonesia baru memanfaatkan energi panas bumi sebesar 1052 Mwe. Pemanfaatan potensi panas bumi ini dapat dimaksimalkan dengan membangun fasilitas-fasilitas produksi panas bumi yang ada di Indonesia. Fasilitas-fasilitas panas bumi ini perlu ditunjang dengan perancangan sistem perpipaan yang aman dari kegagalan.
Pada tugas akhir ini dilakukan beberapa analisis perancangan sistem perpipaan pada well pad 29 Dieng Unit I. Analisis yang dilakukan mencangkup analisis hidrolik dengan program HYSYS, pemilihan diameter, pemilihan tebal pipa berdasarkan ASME B31.1 Power Piping, pemilihan insulasi, sampai analisis tegangan sistem perpipaan. Analisis tegangan sistem perpipaan dilakukan dengan kriteria kode ASME B31.1 Power Piping dan pemodelannya dilakukan dengan program AUTOPIPE.
Analisis hidrolik dilakukan untuk menentukan diameter pipa yang tepat agar kriteria minimum pada tie in well pad 7 yaitu tekanan 12 bar dan temperatur diatas 178 oC dapat tercapai. Material pipa yang dipilih adalah baja karbon ASTM A53 Grade B dengan hasil analisis korosi pada pipa 2-fasa, brine, dan uap basah sebesar 20 mpy sedangkan untuk pipa uap kering sebesar 5 mpy. Pemodelan sistem perpipaan yang telah dimodifikasi memiliki ketahanan tegangan yang tinggi. Studi parameter menunjukkan sistem akan gagal bila kepala sumur bergerak naik atau turun lebih dari 0,3m ; naiknya tekanan operasi sampai pada tekanan 30 bar; gempa yang mencapai 0,47 percepatan gravitasi dan kecepatan angin sebesar 250 km/jam.