digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sampah menjadi masalah yang memerlukan perhatian khusus di kabupaten Bandung. Penanganannya menggunakan metode open dumping sudah tidak relevan dan menimbulkan banyak masalah. Konsep waste to energy plant menjadi salah satu alternatif yang lebih baik untuk menangani permasalahan sampah di kabupaten Bandung. Konsep waste to energy plant ini diaplikasikan dalam bentuk PLTSa (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah). PLTSa ini merupakan sebuah incenerator yang dilengkapi dengan sistem pemanfaatan energi panas berupa pembangkit daya uap. PLTSa ini direncanakan dibangun di daerah Babakan Ciparay, kabupaten Bandung, tepatnya di TPA Babakan. PLTSa ini akan memanfaatkan sampah dari TPA tersebut. Untuk itu terlebih dahulu dilakukan survey sampah pada TPA Babakan untuk melihat komposisi sampah dan karakteristik sampah yang akan digunakan sebagai bahan bakar. Karakteristik sampah berupa kadar air, nilai kalor, dan komposisi kimianya akan mempengaruhi perancangan tungku bahan bakar, boiler, kondensor, serta unit pengendalian gas buang. Perancangan komponen-komponen tersebut menggunakan beberapa perangkat lunak seperti HYSIS, Firecad, HTRI, dan Fluent. Perancangan dilakukan terbatas hanya secara termodinamika saja, tidak secara detail strukturnya. Perancangan yang dilakukan untuk mendapatkan dimensi-dimensi dasar komponen-komponen dan parameter kondisi operasi. Hasil perancangan perangkat lunak dicocokan dan diiterasi satu dengan yang lainnya agar kondisi operasinya sesuai antar komponen-komponen tersebut. Hasil perancangan PLTSa ini dapat menangani kira-kira 30-50 ton sampah per harinya. Tetapi yang perlu diperhatikan juga penanganan masalah air dan sampah garam-garaman hasil dari operasi PLTSa ini agar tidak menimbulkan masalah pencemaran yang baru