digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Setiap tahun produksi sampah semakin meningkat. Metode pengolahan sampah secara konvensional yang digunakan pada beberapa kota besar di Indonesia mulai menghadapi berbagai kendala terkait dengan keterbatasan area pembuangan sampah akhir. Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan sampah adalah membakar sampah dengan menggunakan incinerator dan memanfaatkan panas yang dihasilkan. Gas buang dari pembakaran sampah dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan uap untuk menghasilkan listrik. Kedua sistem tersebut membentuk sebuah kesatuan yang dikenal sebagai pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa). Beberapa PLTSa akan dibangun pada daerah Bandung. Penelitian ini menganalisis karakteristik sampah Kota Bandung untuk mendekati karakteristik sampah Kabupaten Bandung sebagai bahan bakar PLTSa. Sampah Kota Bandung memiliki kandungan air diatas 50% sehingga harus mengalami perlakuan awal hingga memiliki kandungan air dibawah 40% dengan kandungan nilai kalor sebesar 6.285,3 kJ/kg. Pada kondisi ini sampah akan terbakar tanpa bahan bakar tambahan. Berdasarkan hasil analisis, PLTSa Babakan membutuhkan paling sedikit 4,8 ton/jam sampah untuk membangkitkan listrik sebesar 800 kW, dengan temperatur pembakaran sampah 900oC hingga 1200oC. Penelitian ini juga menghasilkan prediksi beberapa parameter operasi dan desain awal PLTSa Babakan.