digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Semen adalah salah satu bahan utama pembuatan beton yang digunakan untuk pembuatan bangunan, sehingga kebutuhan manusia terhadap bahan semen sangat besar. Berdasarkan kebutuhan tersebut menyebabkan produksi semen di industri sangat tinggi. Akan tetapi, ada keluhan dari industri konstruksi bangunan terhadap kualitas semen yang bervariasi. Kualitas semen terhidrasi dapat ditentukan dengan analisis data kuat tekan dan senyawa hasil hidrasi. Dalam penelitian ini diberikan dua semen yang berbeda semen B dan semen C, untuk dikarakterisasi dengan pengujian sifat mekanik kuat tekan dan karakterisasi difraksi sinar-X. Pengujian kuat tekan dilakukan pada rasio w/c 0,3; 0,4 dan 0,5 dengan waktu hidrasi 3, 14 dan 28 hari. Karakterisasi difraksi sinar-X dilakukan untuk sampel rasio w/c 0,3 waktu hidrasi 3 dan 28 hari semen B dan C untuk mengetahui senyawa hidrasi yang terbentuk. Dari pengamatan yang dilakukan diperoleh bahwa semakin lama waktu hidrasi, kekuatan semen semakin meningkat. Hasil penelitian uji tekan didapatkan nilai semen B (w/c = 0,3) hidrasi 3 hari sebesar 9,5 MPa, semen C (w/c = 0,3) sebesar 48,3 MPa. Setelah hidrasi 28 hari, nilai kuat tekan semen B (w/c = 0,3) sebesar 29 MPa, sedangkan semen C (w/c = 0,3) sebesar 41,6 MPa. Pada usia hidrasi 3 hari semen B menghasilkan senyawa Calcium Silicate Hydrate 22,7 w/o , sedangkan semen C menghasilkan Calcium Silicate Hydrate 20,2 w/o dan calcium hidroxide 24,5 w/o. Usia hidrasi 28 hari semen B menghasilkan Calcium Silicate Hydrate 26 w/o, sedangkan semen C menghasilkan Calcium Silicate Hydrate 25,1 w/o, Calcium Hidroxide 23,1 w/o dan Ettringite 6 w/o. Adanya Senyawa Calcium Silicate Hydrate dan Calcium Hidroxide membuat kekuatan semen hidrasi tinggi, sedangkan ettringite membuat kekuatan semen rendah. Proses pencampuran semen dengan air sangat mempengaruhi kualitas semen terhidrasi. Senyawa hasil hidrasi yang terbentuk menentukan sifat mekanik semen terhidrasi. Penelitian lebih lanjut mengenai penentuan kualitas semen menggunakan diffraksi sinar-X masih diperlukan.