digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Indonesia mempunyai potensi sumber daya alam yang sangat bervariasi tergantung pada kondisi tanah. Ada beberapa daerah memiliki struktur tanah lembek dan mempunyai daya dukung tanah kecil, sehingga bangunan diatasnya lebih baik ringan. Ada juga daerah yang tidak memiliki kerikil atau batu alam yang dapat dijadikan agregat kasar untuk campuran baton. Jadi penggunaan agregat ringan buatan atau Artificial Light-Weight Aggregate (ALWA) dapat merupakan salah satu altematif. Di Cilacap, telah dibangun pabrik yang memproduksikan agregat ringan basil pembakaran dari lempung bekah Pada mulanya agregat ini digunakan untuk hidrofonik dan batako. Karena agregat ini cukup ringan, maka timbul pemikiran untuk memanfaatkannya sebagai agregat kasar pada campuran baton ringan untuk stuktur bangunan. Dari hasil penelitian beton dengan komposisi campuran semen tipe- I, agregat kasar ALWA dari Cilacap, pasir, air, dengan/tanpa bahan tambahan abu terbang dari PLTU Suralaya dan/tanpa superplasticizer mempunyai berat volume sebesar 1750-1850 kg/m'. ini menunjukkan bahwa baton tersebut termasuk baton ringan atau Light-Weight Concrete ( WC). Subsitusi secara parsial abu terbang bemaksud untuk mengurangi jumlah pemakaian semen. Dari berbagai kadar abu terbang yang dicoba dalam penelitian ini (yakni 0%, 8%, 12%, 16%, 20% dan 24% dad best semen), diperoleh kadar optimumnya adalah 16%. Degan srperplastie zer sebagai bahan tambalan sekitar 2% pada komposisi baton ringan ini temyata diperoleh peningkatan kekuatan. Karakteristik baton ringan dengan penggunaan bahan ALWA diatas diperoleh melalui berbagai pengujian yang meliputi kuat taken, kuat tarik, kaat lentur, modulus elastisitas, angka poisson serta pengujian struktur mikro.