digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Fenomena abrasi dan sedimentasi merupakan hal yang sering terjadi pada wilayah pesisir di Indonesia. Abrasi dan sedimentasi dapat disebabkan oleh dinamika pantai maupun campur tangan manusia. Abrasi dan sedimentasi yang terjadi dapat memberikan dampak yang merugikan, seperti berkurangnya wilayah daratan dari suatu daerah yang dapat mengakibatkan berkurangnya nilai ekonomi di wilayah tersebut. Salah satu daerah di Indonesia yang mempunyai tingkat abrasi dan sedimentasi yang tinggi pada wilayah pesisirnya adalah Kabupaten Indramayu. Untuk mencegah dampak merugikan yang ditimbulkan dari abrasi dan sedimentasi yang terjadi, perlu dilakukan penghitungan laju abrasi dan sedimentasi di wilayah pesisir Kabupaten Indramayu.Pada penelitian ini, perhitungan laju abrasi dan sedimentasi di wilayah pesisir Kabupaten Indramayu menggunakan citra Landsat pada tahun 2001, 2003, 2005, 2007, dan 2009 dengan enam (6) macam metode. Metode-metode tersebut adalah rationing, density slicing, spatial filtering, komposit RGB, algoritma AGSO, dan algoritma BILKO.Hasil perhitungan laju abrasi dan sedimentasi yang terjadi di Kabupaten Indramayu pada tahun 2001 sampai 2009 memberikan nilai yang berbeda pada tiap metode yang digunakan. Perbedaan tersebut diakibatkan oleh perbedaan batas antara daratan dan lautan yang didefinisikan oleh masing-masing metode. Metode rationing dan algoritma BILKO pada pengolahan dengan menggunakan citra Landsat tahun 2009 memberikan hasil yang terbaik bila dibandingkan dengan survei garis pantai di Kabupaten Indramayu pada tahun 2010.