2008 TA PP DINI KHOIRUN NISA 1-PUSTAKA.pdf
PUBLIC Open In Flip Book Vika Anastasya Kovariansi
Artemisinin merupakan senyawa yang direkomendasikan oleh WHO sebagai pilihan obat antimalaria. Terjadinya resistensi pada parasit penyebab penyakit malaria, Plasmodium sp., telah membuat kebutuhan akan senyawa ini meningkat sedangkan kandungannya dalam tanaman A. annua masih rendah. Penelitian ini bertujuan meningkatkan kadar artemisinin dalam kultur kalus A. annua melalui penambahan elisitor pektin dan ion Mg2+. Eksplan berupa daun muda dari A. annua ditanam pada media inisiasi kalus berupa media padat Murashige & Skoog (MS) dengan penambahan hormon pertumbuhan yaitu 2 mg/L NAA dan 0,5 mg/L BAP. Kalus berumur 3-4 minggu disubkultur ke media padat yang sama. Proses elisitasi dilakukan dengan memindahkan kalus setelah subkultur ketiga pada media padat yang telah ditambahkan elisitor pektin sebanyak 50 dan 100 mg/L, serta ion Mg2+ dalam bentuk MgSO4.7H2O sebanyak 5 dan 10 kali konsentrasi normal. Kalus dan simplisia dimaserasi menggunakan metanol dan diekstraksi cair-cair menggunakan n-heksan untuk menarik senyawa artemisinin yang merupakan golongan sesquiterpen lakton. Hasil ekstraksi dipantau dengan kromatografi lapis tipis menggunakan pengembang toluen:aseton (19:1). Pola kromatogram dilihat dengan menggunakan penampak bercak vanillin sulfat. Kadar artemisinin diukur menggunakan spekrofotodensitometri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat peningkatan kadar artemisinin pada kalus kontrol dan hasil elisitasi bila dibandingkan dengan tanaman asli. Peningkatan kadar ditemukan pada bercak kedua dari pembanding artemisinin yang diduga adalah senyawa turunan artemisinin. Dapat disimpulkan bahwa penambahan pektin dan ion Mg2+ tidak meningkatkan kadar artemisinin dalam kalus A. annua tetapi meningkatkan kadar senyawa lain yang diduga merupakan turunan dari artemisinin.