digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Setelah cadangan batubara ditemukan oleh suatu perusahaan, maka perusahaan tentu Akan menginginkan nilai net present value (NPV) yang tertinggi dari penambangannya dengan berusaha menentukan desain ultimate open pit limit. Permasalahan untuk menentukan desain batas tambang sangat bergantung pada 2 hal, yaitu (1). model cadangan batubara (model geologi dan kualitas) dan (2). model ekonomi tambang terbuka batubara yang berlaku.Model cadangan batubara diterjemahkan kedalam model matematis antara strip ratio dan perubahan cadangan batubara tertambang dengan pendekatan model blok dan peta kontur total strip ratio sebagai poligon. Model ekonomi tambang terbuka batubara adalah mendasarkan pada filosofi cash flow yang memasukkan tingkat bunga, eskalasi dan peraturan pemerintah (kewajiban finansial) dalam bentuk model optimasi net present value.Sebagai tempat studi kasus tesis ini adalah Pit 13B penambangan terbuka batubara PT. Indominco Mandiri yang beroperasi di Sangatta, Kabupaten Kutai Timur, Propinsi Kalimantan Timur.Berdasarkan perhitungan dengan model optimasi net present value pada harga jual batubara US$ 26/ton, tingkat bunga 12%/tahun dan eskalasi 3 %/ tahun, memberikan hasil sebagai berikut :(1). Bila sasaran produksi per tahun tidak tetap, maka net present value optimum sebesar US$ 4,900,308, penerimaan negara US $ 10,636,827.22 batubara tertambil 2.842.875 ton pada strip ratio 9,17 bcm/ton dan umur tambang 4,5 tahun. Overburden yang harus dikupas sebesar 27.441.225 bcm dan break even strip ratio 12,92 ban/ton. Ultimate open pit limit terletak di antara poligon PLG08-PLG09.(2). Bila sasaran produksi per tahun tetap, maka net present value optimum sebesar US$ 5,474,345, penerimaan negara US $ 11,001,869.44 batubara terambil 2.851.187.5 ton pada strip ratio 9,19 bcmlton dan umur tambang 4,08 tahun. yang harus dikupas sebesar 27.581.487,5 bem dan break even strip ratio 13,14 bcm/ton. Ultimate open pit limit terletak di antara poligon PLG08-PLG09.