digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Lapangan Minyak X telah berproduksi selama 25 tahun. Kini lapangan ini berproduksi sebesar 197350 BFPD dengan water-cut lebih dari 95%. Biasanya, pada reservoir lapangan minyak tua yang sedang atau telah melakukan secondary recovery, peningkatan kapasitas laju alir minyak sulit dicapai karena harus melakukan EOR (Enhanced Oil Recovery) yang tentu saja selain biayanya mahal juga seringkali gagal dalam implementasinya. Perbaikan pada sistem di permukaan menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan laju alir minyak. Masalah yang biasa terjadi pada sistem di permukaan adalah adanya hambatan aliran atau yang biasa disebut sebagai bottlenecking. Bottlenecking terjadi akibat ukuran pipa yang kecil sehingga menyebabkan pressure drop dan pressure gradient pada segmen pipa tersebut tinggi. Selain itu, perbedaan tekanan reservoir antara satu sumur dengan sumur lainnya yang menjadi penghambat untuk sumur berproduksi secara maksimal adalah juga sebagai penyebab bottlenecking. Paper ini menjelaskan bagaimana rekayasa-rekayasa pada sistem di permukaan dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan laju alir minyak. Untuk itu, dibuat suatu model jaringan pipa yang menyerupai kondisi nyata. Dari hasil running model tersebut diidentifikasi segmen pipa mana yang memiliki pressure drop dan pressure gradient yang besar. Kemudian dilakukan perubahan-perubahan yaitu penutupan sejumlah sumur, penggantian segmen pipa dengan pipa baru yang ukurannya lebih besar, pemasangan pipa paralel, dan pembuatan jalur pipa baru. Pada akhirnya, dilakukan penyeleksian solusi mana yang terbaik dan dapat dilakukan di lapangan.