2009 TS PP IMAM SETIADI 1-COVER.pdf
2009 TS PP IMAM SETIADI 1-BAB 1.PDF
2009 TS PP IMAM SETIADI 1-BAB 2.PDF
2009 TS PP IMAM SETIADI 1-BAB 3.PDF
2009 TS PP IMAM SETIADI 1-BAB 4.PDF
2009 TS PP IMAM SETIADI 1-BAB 5A.pdf
2009 TS PP IMAM SETIADI 1-BAB 5B.pdf
2009 TS PP IMAM SETIADI 1-BAB 6.PDF
2009 TS PP IMAM SETIADI 1-PUSTAKA.pdf
Keberadaaan cekungan (basin) dan konfigurasi batuan dasar adalah informasi penting yang diperlukan dalam kegiatan eksplorasi hidrokarbon. Pada beberapa cekungan besar di Kalimantan sudah terbukti menghasilkan sumber minyak dan gas bumi seperti di cekungan Kutai, cekungan Barito dan Tarakan. Diduga pada daerah-daerah lain di Kalimantan masih terdapat cekungan-cekungan sedimen yang menyimpan cadangan minyak dan gas bumi yang belum dieksploitasi secara optimal. Gayaberat adalah salah satu metoda geofisika yang dapat digunakan untuk mengetahui konfigurasi cekungan berdasarkan perbedaan parameter fisis rapat massa (densitas). Analisis data gayaberat dilakukan dengan menggunakan metoda analisis spektrum yang bertujuan untuk memperkirakan kedalaman sumber anomali dalam dan dangkal, kemudian untuk memisahkan anomali regional dan residual dari data gayaberat digunakan metoda polinomial dan moving average. Hasil analisis spektrum menunjukkan bahwa terdapat dua bidang diskontinuitas rapatmassa pada daerah Kalimantan yaitu pada kedalaman sekitar 4.20 Km yang merefleksikan kedalaman rata-rata batuan dasar sedimen Tersier dan pada kedalaman 22.25 Km yang mencerminkan kedalaman rata-rata bidang moho. Berdasarkan hasil analisis anomali residual terlihat bahwa daerah Kalimantan mempunyai dua kelurusan pola anomali yang berbeda yaitu pada daerah Kalimantan sebelah Barat terlihat kelurusan pola anomali relatif timurbarat, sedangkan pada bagian timur kelurusan anomali relatif utara-selatan. Anomali residual memperlihatkan adanya dua buah sesar utama yang mengontroldaerah Kalimantan yaitu sesar Adang-Lupar dan sesar Tarakan-Berau dengan arah relatif baratlaut-tenggara. Pola tinggian dan bukaan (rifting) mempunyai pola yang sama, dimana pada bagian barat Kalimantan mempunyai arah relatif timur-barat dan pada bagian timur mempunyai arah relatif utara selatan. Pola cekungan sedimen yang dapat teridentifikasi dari analisis anomali residual terdapat sekitar 14 cekungan sedimen Tersier di daerah Kalimantan. Hasil pemodelan 2 dimensi memperlihatkan bahwa basement pada cekungan yang berada di sebelah baratlaut dan timur adalah basaltik sedangkan pada bagian tengah Kalimantan adalah granitik.