Objek pemetaan di permukaan bumi fisik sebagian besar merupakan suatu objek tiga dimensi. Objek tiga dimensi (3D) apabila direpresentasikan pada bidang dua dimensi (2D) akan mengalami kehilangan informasi, oleh karena itu saat ini mulai dibutuhkan peta tiga dimensi. Data dasar yang digunakan untuk melakukan pemodelan objek 3D harus memiliki tingkat ketelitian yang baik dan geometri yang baik juga. Data yang digunakan untuk pemodelan objek 3D adalah data Fotogrametri Rentang Dekat, Terrestrial Laser Scanner, dan Electronic Total Station (ETS). Data yang dianggap merupakan data yang benar adalah data dari Electronic Total Station berdasarkan spesifikasi alat, perambatan kesalahan dan cara pengambilan data. Objek yang dijadikan studi adalah Observatoriun Boscha dan Gardu Listrik sebagai studi tambahan. Untuk dapat mengetahui kualitas data terutama data koordinat tiga dimensi, dilakukan transformasi sebangun tiga dimensi. Berdasarkan nilai Root Mean Square Residual dapat ditentukan tingkat akurasi dari data koordinat titik cek. Selain titik, untuk menyatakan geometri objek 3D, perbandingan juga dilakukan pada sudut dan jarak dengan cara diselisihkan. Dari hasil perbandingan antara ETS dengan Fotogrametri Rentang Dekat diperoleh nilai RMS residual terbesar pada komponen X sedangkan hasil perbandingan antara ETS dengan Terrestrial Laser Scanner diperoleh RMS residual terbesar pada komponen Z. Dari perbandingan sudut diperoleh suatu kecenderungan data selisih koordinat akan semakin kecil apabila sudut yang dibentuk semakin besar, sedangkan dari perbandingan jarak diperoleh kecenderungan selisih jarak akan semakin baik apabila jarak yang di ukur semakin besar. Sebagai pendukung studi dibandingkan juga segi efektifitas dan efisiensi pengambilan dan pengolahan data 3D dari Fotogrametri Rentang Dekat, Terrestrial Laser Scanner dan Electronic Total Station.