digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2009 TA PP TUNGGUL BHIRAWA 01-COVER.pdf

File tidak tersedia

2009 TA PP TUNGGUL BHIRAWA 01-BAB 1.pdf
File tidak tersedia

2009 TA PP TUNGGUL BHIRAWA 01-BAB 2.pdf
File tidak tersedia

2009 TA PP TUNGGUL BHIRAWA 01-BAB 3.pdf
File tidak tersedia

2009 TA PP TUNGGUL BHIRAWA 01-BAB 4.pdf
File tidak tersedia

2009 TA PP TUNGGUL BHIRAWA 01-BAB 5.pdf
File tidak tersedia

2009 TA PP TUNGGUL BHIRAWA 01-PUSTAKA.pdf
File tidak tersedia

ABSTRAK: Laut merupakan penyedia sumber energi hidrokarbon yang besar, sehingga fasilitas untuk menunjang kegiatan ekplorasi mutlak diperlukan. Pipa bawah laut digunakan untuk menyalurkan sumber energi tersebut agar dapat diproses dan didistribusi sehingga dapat digunakan. Kelebihan utama menggunakan jaringan pipa bawah laut adalah nilai ekonominya yaitu lebih murah daripada bangunan tetap, dapat diaplikasikan pada perairan yang sangat dalam dan laju produktivitasnya tinggi dengan ditunjang oleh fasilitas produksi di permukaan. Sejalan dengan penerapan jaringan pipa pada laut yang semakin dalam, beberapa permasalahan desain harus dipecahkan. Jaringan pipa lepas pantai yang dibangun pada kedalaman berapa pun, harus didesain agar dapat menjaga kekuatannya selama proses konstruksi dan operasinya. Kekuatan pipa yang diwakili oleh ketebalannya harus dapat memenuhi kriteria tertentu diantaranya kriteria terhadap tekanan konten, dan kriteria tekuk. Kestabilan juga merupakan hal yang harus dimiliki oleh suatu jaringan pipa agar tidak menyebabkan mekanisme keruntuhan lain. Fenomena keruntuhan juga dapat disebabkan oleh fatigue akibat free span. Free span dapat disebabkan oleh ketidakrataan dasar laut, perubahan topologi (bathymetri) akibat penggerusan, atau penyokong (supports) buatan. Adanya free span menyebabkan pipa terekspos pada aliran arus dekat dasar laut. Pipa akan mengalami getaran akibat adanya vortex. Apabila frekuesi vortex mendekati frekuensi natural dan dapat menyebabkan keruntuhan. Umur fatigue dapat dihitung untuk mengetahui berapa lama kapasitas suatu jaringan pipa bertahan terhadap keruntuhan fatigue. Untuk menghindari keruntuhan terjadi pada masa layannya, pipa perlu diberikan mitigasi atau penanganan untuk mengurangi resiko terjadinya runtuh pada struktur jaringan pipa bawah laut.