Perpustakaan Digital ITB

Pembangunan perumahan mempunyai keterkaitan yang luas dengan berbagai industri dan jasa dapat mendorong pertumbuhan wilayah dan ekonomi daerah, mendukung pembangunan sosial budaya dan memberikan kontribusi nyata terhadap peningkatan lapangan kerja, pertumbuhan ekonomi, pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan. Backward Linkage dari Sektor kontruksi yang digerakkan atau distimulus pemerintah melalui program pembangunan 1000 Menara Rumah Susun Sederhana (Rusuna) ini perlu diketahui keterkaitannya. Saat ini belum diketahui backward linkage dari pembangunan rumah susun di DKI Jakarta.Dengan metode backward linkage yang digunakan diketahui terdapat 48 keterkaitan dengan Industri atau jasa yang terkait dengan material pembangunan Rusunawa Komarudin. Terdapat 15 wilayah yang teridentifikasi dipengaruhi oleh pembangunan Rusunawa ini melalui materialnya. Dan terdapat 7 wilayah yang teridentifikasi menjadi wilayah asal tenaga kerja yang bekerja di proyek pembangunan Rusunawa ini. Distribusi upah ke daerah, yang terbesar terdistribusi ke DKI Jakarta sebesar Rp 350.375.000,-. Namun dalam pembiayaan material, Surabaya menjadi wilayah dengan ditribusi pembiayaan tertinggi dengan Rp 3.446.031.446,-.Studi ini menunjukkan bahwa terdapat backward linkage dalam pembangunan Rusunawa Komarudin. Program pembangunan rumah susun sederhana sebanyak 1000 Tower ini merupakan salah satu cara pemerintah untuk membangkitkan perekonomian, karena dalam program ini terjadi backward linkage yang mempengaruhi industri dan jasa penunjang. Selain itu program ini membuka lapangan pekerjaan yang luas.Studi linkage ini merupakan studi awal untuk melihat sejauh mana efek penggandaan ekonomi yang terjadi dari pembangunan rumah susun. Efek ekonomi yang terjadi terdapat di daerah asal industri bahan dasar bangunan dan juga efek langsung di lokasi pembangunan.