digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2009 TA PP ANDREW HASOLOAN SITUMORANG 1-COVER.pdf


2009 TA PP ANDREW HASOLOAN SITUMORANG 1-BAB 1.pdf

2009 TA PP ANDREW HASOLOAN SITUMORANG 1-BAB 2.pdf

2009 TA PP ANDREW HASOLOAN SITUMORANG 1-BAB 3.pdf

2009 TA PP ANDREW HASOLOAN SITUMORANG 1-BAB 4.pdf

2009 TA PP ANDREW HASOLOAN SITUMORANG 1-BAB 5.pdf

2009 TA PP ANDREW HASOLOAN SITUMORANG 1-PUSTAKA.pdf

Penggunaan strain gauge untuk menentukan nilai regangan pada suatu contoh uji memiliki tingkat keakuratan yang lebih baik daripada penggunaan dial gauge, tetapi penggunaan strain gauge relatif lebih mahal karena hanya dapat digunakan satu kali saja. Penggunaan plat pengukur yang ditempelkan strain gauge merupakan salah satu cara agar strain gauge dapat digunakan berkali-kali. Namun sebelum plat pengukur digunakan untuk menentukan regangan yang terjadi pada contoh uji, penggunaan plat pengukur harus melewati tahap kalibrasi terlebih dahulu. Penentuan hubungan antara regangan yang terjadi pada plat pengukur dengan regangan yang terjadi pada dial gauge berdasarkan pengamatan pada sumbu aksial. Hasil regangan yang terjadi pada plat pengukur kemudian dikalibrasi terhadap regangan yang terjadi pada dial gauge. Sehingga dapat diketahui hubungan antara regangan dial gauge dengan regangan strain gauge pada kondisi pembebanan yang sama. Hasil kurva kalibrasi yang diperoleh berdasarkan pengujian yang telah dilakukan adalah : Pengujian Persamaan kurva kalibrasi I y1 = 29,09x - 6E-07 II y2 = 29,9x - 1E-05 III y3 = 31,6x - 1E-05 IV y4 = 31,5x - 1E-05 V y5 = 31,6x - 1E-05 VI y6 = 33,4x - 6E-05 VII y7 = 31,4x + 3E-06 VIII Y8 = 32,8x - 6E-06 Keterangan : x = Regangan strain gauge y = Regangan dial gauge Kata kunci : dial gauge, strain gauge, kalibrasi.