2008 TA PP YUDI LINDRA 1-ABSTRAK.pdf
2008 TA PP YUDI LINDRA 1-BAB 1.pdf
2008 TA PP YUDI LINDRA 1-BAB 2.pdf
2008 TA PP YUDI LINDRA 1-BAB 3.pdf
2008 TA PP YUDI LINDRA 1-BAB 4.pdf
2008 TA PP YUDI LINDRA 1-BAB 5.pdf
2008 TA PP YUDI LINDRA 1-LAMPIRAN.pdf
Baja tahan karat dan tahan panas austenitik seri H (HK, HP, Micro-alloyed HP), yang diproduksi melalui pengecoran sentrifugal, banyak digunakan untuk operasi temperatur tinggi. Pada kondisi tersebut material ini akan mengalami fenomena mulur, dimana proses transformasi, segregasi dan presipitasi terjadi di dalam struktur material tersebut.Pada penelitian ini empat buah sampel hasil uji stress-rupture diamati perubahan struktur mikro dan harga kekerasannya kemudian dianalisa hubungan keduanya. Spesimen no. 1, 2, dan 3 diuji pada temperatur 1140 K (867oC) dengan variasi pembebanan; 1290 N (spesimen 1), 1495 N (spesimen 2), dan 2000 N (spesimen 3). Sedangkan spesimen no.4 diuji pada temperatur 1173 K (900oC) dengan beban 2800 N. Perubahan struktur mikro yang terjadi diamati dengan menggunakan mikroskop optik dan Scanning Electron Microscopy (SEM) setelah itu dilakukan pengukuran kuantitatif fasa-fasa untuk mengetahui fraksi volume karbida yang terbentuk. Sedangkan pengukuran harga kekerasan dilakukan dengan menggunakan alat uji keras Mikrovickers dan Rockwell C.Pengamatan struktur mikro sampel hasil uji stress-rupture menunjukkan adanya microvoid akibat grain boundary sliding, munculnya karbida sekunder, serta pertumbuhan butir. Pertumbuhan butir karena waktu ekspos yang lama, mengakibatkan harga kekerasan menurun.Hasil uji keras pada setiap spesimen yang telah mengalami uji stress-rupture menunjukkan peningkatan harga kekerasan dari harga material awal 89 HRC menjadi 91 HRC, 95 HRC, 97 HRC, dan 98 HRC. Hal ini disebabkan oleh kenaikan fraksi karbida dari 5,4 menjadi 10, 12, 13, dan 14% yang terbentuk akibat beban yang diberikan (termal dan mekanik).