2007 TA PP YUDA HARTANTO 1-COVER.pdf
2007 TA PP YUDA HARTANTO 1-BAB1.pdf
2007 TA PP YUDA HARTANTO 1-BAB2.pdf
2007 TA PP YUDA HARTANTO 1-BAB3.pdf
2007 TA PP YUDA HARTANTO 1-BAB4 A.pdf
2007 TA PP YUDA HARTANTO 1-BAB4 B.pdf
2007 TA PP YUDA HARTANTO 1-BAB5.pdf
2007 TA PP YUDA HARTANTO 1-PUSTAKA A.pdf
2007 TA PP YUDA HARTANTO 1-PUSTAKA B.pdf
Minyak kelapa merupakan bahan bakar nabati yang dapat digunakan sebagai bahan bakar motor diesel. Bahan bakar nabati merupakan jawaban atas krisis minyak yang terjadi Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan minyak kelapa sebagai bahan bakar motor diesel dibandingkan solar.
Pengujian dilakukan selama 17 jam untuk setiap bahan bakar yang mengacu pada SAE Paper 942010. Pengujian dilakukan menggunakan campuran solar dan 10%-v minyak kelapa, 100% minyak kelapa, dan solar (sebagai pembanding). Hasilnya, terjadi kenaikan BSFC sebesar 28,63% pada penggunaan minyak kelapa dan 13,13% pada campuran 10% dibandingkan solar. Selain itu, terjadi penurunan efisiensi termal sebesar 19,88% pada penggunaan minyak kelapa dan 9,86% pada campuran 10% dibandingkan solar. Emisi yang dihasilkan lebih tinggi dari penggunaan solar terutama hidrokarbon tak terbakar dan opacity. Minyak kelapa menghasilkan sifat pelumasan lebih baik yang dibuktikan dengan rendahnya keausan yang terjadi pada komponen sistem bahan bakar. Deposit pada ruang bakar yang terjadi sedikit lebih rendah dari solar. Pada pengujian campuran 10% dan 100% terjadi penyumbatan penyemprot bahan bakar.
Viskositas yang tinggi dan rendahnya LHV dari minyak kelapa diperkirakan menjadi penyebab utama turunnya prestasi dan kenaikan emisi pada motor diesel. Selain itu, penyumbatan penyemprot bahan bakar diperkirakan terjadi akibat polimerisasi yang dialami minyak kelapa pada temperatur tinggi.