2008 TA PP RAFFLES SENJAYA 1-COVER.pdf
2008 TA PP RAFFLES SENJAYA 1-BAB 1.pdf
2008 TA PP RAFFLES SENJAYA 1-BAB 2.pdf
2008 TA PP RAFFLES SENJAYA 1-BAB 3.pdf
2008 TA PP RAFFLES SENJAYA 1-BAB 4.pdf
2008 TA PP RAFFLES SENJAYA 1-BAB 5.pdf
2008 TA PP RAFFLES SENJAYA 1-PUSTAKA.pdf
Energi matahari dapat digunakan sebagai sumber energi termal dengan menggunakan solar kolektor. Energi termal ini dimanfaatkan sebagai sumber panas bagi generator pada siklus refrigerasi ejektor. Kinerja solar kolektor yang tinggi diperlukan untuk mengubah sebanyak mungkin energi matahari menjadi energi termal sehingga kinerja sistem meningkat. Metode perhitungan analisis perpindahan panas solar kolektor perlu dikembangkan untuk mendapatkan analisis kinerjanya yang akurat.Kinerja tiga konfigurasi solar kolektor dikaji berdasarkan pada besar kapasitas panas yang dapat diserap mulai pukul 08.00 sampai 17.00. Perhitungan panas tersebut mengacu pada data intensitas radiasi matahari yang diuji oleh peneliti lain dengan mengasumsikan bahwa kondisi langit di kota Bandung dalam keadaan cerah. Analisis perpindahan panas pada masing-masing solar kolektor dilakukan untuk memprediksi kinerja solar kolektor. Analisis meliputi penyerapan panas radiasi, rugi-rugi panas kolektor, dan distribusi temperatur terhadap kemiringan kolektor. Hasil perhitungan dari penelitian ini dibandingkan dengan hasil pengujian lain untuk memvalidasi keakuratan metode perhitungan dalam studi ini.Data-data hasil perhitungan menunjukkan kecenderungan yang sama dengan hasil pengujian lain walaupun ada suatu deviasi yang kecil terhadap data hasil pengujian. Untuk luas bidang kolektor yang sama, kolektor tipe pipa vakum dapat menyerap panas lebih banyak karena rugi-rugi panas ke lingkungan lebih kecil dibandingkan dua kolektor lainnya sehingga temperatur air panas keluar kolektor lebih tinggi. Oleh karena itu, solar kolektor tipe pipa vakum lebih cocok digunakan sebagai pengumpul panas pada siklus refrigerasi ejektor.