digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Telah diteliti ketepatan penanganan manifestasi reaksi alergi obat terhadap kulit di RSUP Dokter Hasan Sadikin menggunakan data retrospektif penderita rawat inap pada Januari 2006-Maret 2008. Dari analisis data dari formulir MESO dan rekam medik diperoleh 81 kasus alergi obat dengan bentuk Sindrom Steven Johnson (51,85%), drug eruptions (39,51%) dan fixed drug eruptions (8,64%); obat yang paling banyak dicurigai menimbulkan alergi adalah parasetamol dan amoksisilin; penggunaan obat dalam bentuk polifarmaka lebih sering menyebabkan alergi obat (80,25%). Perempuan (65,43%) merupakan penderita yang paling sering terkena alergi obat, selain itu alergi obat terjadi paling banyak pada usia dewasa (76,54%). Lama rawat tinggal dari penderita alergi obat adalah 7-12 hari pada 34 penderita. Selama dirawat umumnya (51,85%) penderita mendapat 7-12 jenis obat. Adapun obat yang paling banyak digunakan adalah kortikosteroid. Sebanyak 50,62% penderita pulang dengan kondisi perbaikan; sedangkan 9,52% penderita Sindrom Steven Johnson meninggal setelah mendapat perawatan di RS. Dari keseluruhan terapi yang diberikan terhadap penderita alergi obat, terdapat 41 kasus ketidaktepatan dosis yaitu 24 kasus dosis lebih dan 17 kasus dosis kurang; selain itu terdapat 12 obat antibakteri yang diberikan dengan frekuensi tidak tepat. Interaksi farmakodinamik dan farmakokinetik masing-masing terjadi sebanyak 7 dan 17 kasus. Terdapat empat kombinasi antagonis pada pemberian antibakteri secara bersamaan dan lima kasus pemberian obat dengan kemungkinan terjadinya reaksi silang pada penggunaan antibakteri B-laktam.