2008 TS PP MISKA CAMELIA IBRAHIM 1-COVER.pdf
2008 TS PP MISKA CAMELIA IBRAHIM 1-BAB 1.pdf
2008 TS PP MISKA CAMELIA IBRAHIM 1-BAB 2.pdf
2008 TS PP MISKA CAMELIA IBRAHIM 1-BAB 3.pdf
2008 TS PP MISKA CAMELIA IBRAHIM 1-BAB 4.pdf
2008 TS PP MISKA CAMELIA IBRAHIM 1-BAB 5A.pdf
2008 TS PP MISKA CAMELIA IBRAHIM 1-BAB 5B.pdf
2008 TS PP MISKA CAMELIA IBRAHIM 1-BAB 6.pdf
2008 TS PP MISKA CAMELIA IBRAHIM 1-PUSTAKA.pdf
Bendung Lomaya merupakan outlet dari DAS Bolango. Dimana DAS Bolango merupakan salah satu DAS yang terletak pada Propinsi Gorontalo, saat ini masih dalam kondisi optimum dimana sebagian besar wilayahnya masih terdiri dari hutan. Meskipun demikian kecenderungan adanya berbagai aktivitas penduduk seperti perambahan hutan, pencurian kayu, perladangan berpindah dan pengelolaan tanah dapat mengakibatkan terjadinya erosi, sedimentasi serta penurunan kualitas dan daya dukung sumber daya alam. Das Bolango Outlet Bendung Lomaya memiliki luas 397.83 km2. Dari luas itu terdapat hutan sebanyak 81%, Semak Belukar 12,432%, Kebun Campuran 4,968% dan sisanya adalah Peladangan. Kondisi topografi DAS Bendung Lomaya didominasi oleh Kelas Lereng III/ Agak Curam (25-40%) yaitu seluas seluas 172,59 km2 (43,38%) dari total luas DAS Bendung Lomaya. Metode yang di gunakan dalam menganalisa terhadap perubahan erosi dihitung berdasarkan Metode USLE (Universal Soil Loss Equation). Adapun analisa sedimentasi pada Bendung Lomaya dengan menggunakan nilai SDR (Sediment Delivery Ratio). Berdasarkan perhitungan erosi lahan pada kondisi eksisting dengan menggunakan input curah hujan maksimum harian selama 5 tahun diperoleh erosi lahan sebesar 4.636.448 ton/tahun dengan luas areal 39.783 Ha setara dengan 116,54 ton/ha/tahun. Ini berarti bahwa DAS Bendung Lomaya termasuk dalam kategori Kelas Erosi III / sangat berat. Dengan kondisi hutan yang sangat optimum yaitu 81%. Hal ini disebabkan tingginya curah hujan, tingkat kelerengan lebih dari 40% dan adanya jenis tanah muda yang rentan terhadap erosi. Untuk itu diperlukan adanya simulasi lahan dengan cara mengkonservasi lahan eksisting dengan cara sistem teras bangku ataupun dengan tanaman antara.
PENULIS TIDAK MENGIJINKAN TESIS INI DITAMPILKAN SECARA FULL-TEXT