digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2007 TA PP MIRA OKTIANI 1-COVER.pdf

File tidak tersedia

2007 TA PP MIRA OKTIANI 1-BAB1.pdf
File tidak tersedia

2007 TA PP MIRA OKTIANI 1-BAB2.pdf
File tidak tersedia

2007 TA PP MIRA OKTIANI 1-BAB3.pdf
File tidak tersedia

2007 TA PP MIRA OKTIANI 1-BAB4.pdf
File tidak tersedia

2007 TA PP MIRA OKTIANI 1-BAB5.pdf
File tidak tersedia

2007 TA PP MIRA OKTIANI 1-PUSTAKA.pdf
File tidak tersedia

Pembuatan minyak diesel dari Jatropha curcas menghasilkan limbah berupa bungkil dan gliserol. Bungkil Jatropha curcas masih mengandung protein sebesar 50-58 % sehingga sangat potensial untuk dijadikan pakan ternak. Namun, bungkil Jatropha curcas juga mengandung racun yang menyebabkan bungkil tersebut tidak dapat dikonsumsi. Terinspirasi oleh pembuatan oncom, penulis berusaha menerapkan prinsip dalam pembuatan oncom tersebut pada bungkil Jatropha curcas. Oncom terbuat dari bungkil kacang tanah yang seringkali mengandung racun aflatoksin yang dapat menyebabkan kematian konsumennya. Namun, setelah dilakukan fermentasi padat pada oncom oleh Neurospora sitophilla, kandungan racun tersebut di dalam oncom hilang. Proses fermentasi semi padat dipengaruhi oleh beberapa variabel seperti temperatur, kadar air, pH, densitas inokulum, dan aerasi serta agitasi. Fermentasi dapat berlangsung secara optimum apabila aktivitas jamur mencapai nilai maksimumnya. Oleh karena itu, pada penelitian ini terlebih dahulu dilakukan percobaan untuk menentukan kondisi optimum fermentasi yang meliputi variabel temperatur (23, 27, 30, 37, 40, 45, 50, 55 0C), kadar air (35, 45, 55, 65, 75, 85 %- berat), dan pH (3.5, 4.5, 5, 5.5, 6.5, 7). Kondisi optimum pertumbuhan Rhizopus oligosporus pada fermentasi bungkil Jatropha curcas terjadi pada kadar air 65%, pH 5, dan temperatur 30 derajat C selama 68 jam. Persentase kematian ikan mas dan mencit yang diberi makan bungkil tanpa fermentasi selama 4 hari adalah 55% dan 60%, sedangkan persentase kematian ikan mas dan mencit yang diberi makan bungkil hasil fermentasi menurun menjadi 0% dan 20%. Hasil uji toksisitas tersebut menunjukkan bahwa diduga telah terjadi degradasi racun-racun yang terdapat dalam bungkil Jatropha curcas.