2007 TA PP FANZI ANOM SYARIF MUCHSIN 1-COVER.pdf
2007 TA PP FANZI ANOM SYARIF MUCHSIN 1-BAB1.pdf
2007 TA PP FANZI ANOM SYARIF MUCHSIN 1-BAB2.pdf
2007 TA PP FANZI ANOM SYARIF MUCHSIN 1-BAB3.pdf
2007 TA PP FANZI ANOM SYARIF MUCHSIN 1-BAB4.pdf
2007 TA PP FANZI ANOM SYARIF MUCHSIN 1-BAB5.pdf
2007 TA PP FANZI ANOM SYARIF MUCHSIN 1-BAB6.pdf
2007 TA PP FANZI ANOM SYARIF MUCHSIN 1-PUSTAKA.pdf
Kereta Kamandanu mengalami patah roda yang disebabkan adanya retak termal di permukaan. Retak termal tersebut terbentuk karena penggunaan rem jenis komposit menggantikan rem jenis besi cor. Perkiraan skenario patahnya roda kereta adalah karena thermal fatigue stress yaitu berfluktuasinya tegangan tarik termal akibat proses pengereman dan pelepasan secara bergantian melebihi kekuatan luluh material. Hal ini disebabkan koefisien gesek komposit yang digunakan tinggi sehingga fluktuasi temperatur yang terbentuk akibat pengereman dan pelepasan menjadi besar.
Penelitian dimulai dengan pengumpulan data material roda, rem, dan rel. Selanjutnya teori-teori mengenai konstruksi pengereman, perpindahan panas, dan fracture mechanic digunakan untuk menganalisis besarnya fluktuasi tegangan termal tarik. Dengan memasukkan perhitungan-perhitungan tersebut pada pemrograman excell didapat grafik fluktuasi temperatur. Data temperatur tersebut kemudian dijadikan masukan bagi proses analisis fracture mechanic untuk mengetahui umur gagalnya. Hasil analisis menunjukkan besarnya fluktuasi temperatur akibat penggunaan rem jenis komposit lebih besar daripada penggunaan rem jenis besi cor. Hal ini menyebabkan fluktuasi tegangan termal tarik menjadi besar sehingga kemungkinan terjadinya kegagalan pada roda semakin besar.