digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Lina Mentari Wahyuningtyas
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 1 Lina Mentari Wahyuningtyas
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 2 Lina Mentari Wahyuningtyas
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 3 Lina Mentari Wahyuningtyas
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 4 Lina Mentari Wahyuningtyas
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 4 Lina Mentari Wahyuningtyas
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 5 Lina Mentari Wahyuningtyas
PUBLIC Alice Diniarti

PUSTAKA Lina Mentari Wahyuningtyas
PUBLIC Alice Diniarti

Proses high pressure die casting merupakan proses produksi yang efektif digunakan pada industri otomotif karena laju produksinya yang tinggi dan menghasilkan kualitas permukaan produk yang baik. Walaupun demikian proses ini memiliki kelemahan yaitu seringnya terjadi kerusakan pada cetakan, dimana cetakan merupakan komponen yang paling penting pada proses pengecoran. Kegagalan prematur yang terjadi pada cetakan high pressure die casting (HPDC) merupakan hal yang sangat mengganggu proses produksi. Problem yang dihadapi oleh PT.X adalah munculnya retakan pada dies produk crank case yang dibuat dari material baja AISI H13 (mod) dengan jumlah produksi rendah, atau tidak memenuhi target. Keterbatasan dari perusahaan adalah untuk melakukan analisa kegagalan secara detail dan mendalam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab munculnya retak dan kelupas yang terjadi pada sampel dies yang diambil dari PT.X dan memahami mekanisme kegagalan tersebut sehingga dapat digunakan sebagai dasar pembuatan rencana dan dilakukannya upaya perbaikan. Pengamatan dan karakterisasi dilakukan untuk mendapatkan data yang dapat digunakan sebagai bahan analisis. Karakterisasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah pengujian komposisi dengan metode OES, pengujian kekerasan dengan metode Vickers, metalografi, SEM, dan EDS. Berdasarkan hasil dari karakterisasi yang diperoleh, satu data dan yang lainnya menunjukkan bahwa material sampel mengalami thermal fatigue dengan ciri permukaan patahan getas, bentuk retakan transgranular, dan adanya beach marks pada permukaan patahan. Selain itu, spesimen juga mengalami fenomena spalling yang didorong oleh adanya voids di bawah permukaaan yang membentuk retakan sampai ke permukaan. Kedua fenomena ini diinisiasi oleh adanya void di bawah permukaan material dan pitting di atas permukaan yang muncul akibat proses nitridasi.