digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kawasan kota tua Sawahlunto menyimpan nilai sejarah yang berharga, namun hingga kini citra kota Sawahlunto sebagai kota warisan bersejarah pertambangan belum terbentuk. Belum terbentuknya citra disebabkan karena objek-objek peninggalan sejarah tambang Ombilin yang belum dikemas dengan baik untuk dapat menyampaikan cerita yang koheren. Visi pariwisata kota tambang yang kini sedang digiatkan pemerintah hanya bisa berhasil bila pembentukan citra kota Sawahlunto sebagai warisan bersejarah era revolusi Industri telah tercapai. Interpretasi narasi sejarah dikenal sebagai cara efektif mengkomunikasikan signifikansi warisan bersejarah dalam bentuk yang menyenangkan. Interpretasi warisan bersejarah pertambangan sendiri secara luas telah diaplikasikan pada atraksi-atraksi di kawasan bekas tambang di Sovereign Hill dan Mount Alexander (Australia), Big Pit National Coal Museum (Blaenavon, Wales) serta Bingham Canyon (Amerika). Melalui kajian normatif dan studi empiris dicermati bahwa penyajian narasi sejarah melalui teknik bercerita yang atraktif dan interaktif berpotensi meningkatkan keterhubungan emosi antara situs dengan pengamatnya. Teknik bercerita mampu mengikat fokus pengamat melalui rangkaian pengalaman yang provokatif, menghibur dan terstruktur. Situs warisan bersejarah pertambangan sendiri merupakan media potensial untuk menceritakan signifikansi sejarah kota tambang. Metode bercerita dalam ruang kota adalah sebuah kegiatan mengubah objek-objek simbol identitas dan sarat dengan makna sejarah menjadi stimulus pembangkit memori. Mengacu pada pemahaman tersebut, tesis ini ditujukan untuk mengungkap prinsip pengemasan ulang kota bekas tambang bersejarah berupa dasar-dasar perancangan kawasan yang memasukkan berbagai kriteria dan komponen interpretasi warisan bersejarah untuk diterapkan di Sawahlunto. Prinsip-prinsip ini diharapkan akan memberikan manfaat dan keuntungan secara berkelanjutan bagi komunitas, ekonomi, budaya, dan kebutuhan fisik di dalam lingkup sebuah kawasan bersejarah. Tesis ini juga menunjukan adanya kesempatan untuk memperbaiki dan mengembalikan signifikansi sejarah, sosial dan budaya Sawahlunto sebagai kota Tambang Ombilin yang pernah berjaya sebagai penghasil batubara dan kemudian mati.