COVER Reyhan Fanny Pratama
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Reyhan Fanny Pratama
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Reyhan Fanny Pratama
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Reyhan Fanny Pratama
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Reyhan Fanny Pratama
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Reyhan Fanny Pratama
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Reyhan Fanny Pratama
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN Reyhan Fanny Pratama
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Batubara masih menjadi sumber energi utama di Indonesia, namun penggunaannya
menimbulkan kekhawatiran terhadap emisi gas rumah kaca dan polutan. Biomassa
dipandang sebagai alternatif karbon-netral, tetapi penerapan co-firing langsung terbatas
karena perbedaan sifat dengan batubara. Penelitian ini bertujuan meningkatkan
kompatibilitas biomassa melalui gasifikasi parsial, dengan fokus pada optimasi produksi
biochar serta menjaga kualitas syngas untuk co-firing pada PLTU batubara.
Pemodelan termodinamika dilakukan menggunakan ASPEN Plus V14 dengan data
operasional boiler subkritis 350 MWe PLTU Pelabuhan Ratu. Proses gasifikasi dimodelkan
menggunakan reaktor RYIELD dan RGIBBS, dengan analisis sensitivitas pada equivalence
ratio (ER) 0,15–0,40. Dampak co-firing biomassa hasil gasifikasi terhadap komposisi
syngas, nilai kalor, efisiensi, dan kinerja boiler dianalisis pada berbagai rasio substitusi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa yield biochar menurun seiring peningkatan ER, dari
8,06% pada ER = 0,15 hingga mencapai nol pada ER = 0,40, sementara temperatur
gasifikasi meningkat dari 379,6°C hingga lebih dari 607,5°C. Nilai kalor syngas (LHV)
turun sebesar 34%, dari 4,61 MJ/kg pada ER = 0,15 menjadi 3,02 MJ/kg pada ER = 0,40,
dengan cold gas efficiency (CGE) mencapai puncak 75,8% pada ER = 0,30 sebelum turun
menjadi 70,7% pada ER = 0,40. Pada skenario co-firing, substitusi biomassa sebesar 80%
mampu menurunkan emisi CO2 dari batubara hingga 76%, sementara emisi NOx turun dari
607 menjadi 233 mg/Nm³, dan emisi SOx berkurang sebanding dengan rendahnya
kandungan sulfur pada biomassa. Efisiensi boiler turun dari 91,89% menjadi 78,7% seiring
meningkatnya rasio co-firing, sementara efisiensi termal menurun dari 23,4% menjadi
18,7%. Temuan ini menunjukkan bahwa co-firing biomassa melalui gasifikasi memberikan
manfaat lingkungan, meskipun disertai dengan penurunan efisiensi boiler dan efisiensi
termal.
Perpustakaan Digital ITB