Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan biodiesel B20, B30, dan B35 terhadap kinerja mesin diesel Mitsubishi S16R PTA-S di PLTD Sentawar, Kalimantan Timur. Analisis difokuskan pada parameter Specific Fuel Consumption (SFC), biaya pokok produksi (BPP), dan emisi gas buang. Biodiesel dipilih sebagai bagian dari strategi transisi energi untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mendukung target Net Zero Emissions 2060. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menganalisis data operasional satu tahun pembangkit pada masing-masing variasi biodiesel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan B20 menghasilkan nilai SFC terendah sebesar 0,2652 liter/kWh, sedangkan B30 memberikan BPP terendah sebesar Rp 2.461,12/kWh karena harga bahan bakar yang lebih kompetitif pada tahun 2021. Penggunaan B35 menunjukkan SFC tertinggi 0,2754 liter/kWh dan BPP tertinggi Rp 3.419,10/kWh akibat kenaikan harga bahan bakar dan penurunan nilai kalor. Emisi Gas buang semua variasi biodiesel memenuhi baku mutu emisi yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri LHK No. 15 Tahun 2019, dengan emisi CO dan NOx terendah pada B20 dan emisi partikulat terendah pada B30 Selain itu, perhitungan emisi CO? menunjukkan tren penurunan seiring meningkatnya kadar biodiesel. Total emisi tercatat 3.728,26 ton CO? pada B20, menurun menjadi 3.143,40 ton pada B30, dan mencapai nilai terendah 2.842,75 ton pada B35. Artinya, terdapat pengurangan emisi sebesar 23,75% antara B20 dan B35, yang menegaskan peran biodiesel dalam menekan jejak karbon operasional.
Perpustakaan Digital ITB