digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Keberadaan persimpangan serta signifikansinya tidak dapat dihindari pada sistem transportasi perkotaan. Hal ini dikarenakan persimpangan menjadi satu bagian yang berfungsi untuk menunjang keberlangsungan dan kelancaran arus lalu lintas yang ada. Signifikansi atas persimpangan berkaitan erat dengan manajemen lalu lintas dalam menghadapi beragam tantangan seperti halnya kemacetan tingginya volume kendaraan. Hal ini pula yang terjadi pada Kota Bandung dimana timbul permasalahan kemacetan yang berakibatkan terjadinya antrean di simpang. Salah satu cara mengoptimalkan kinerja simpang adalah dengan melakukan pengaturan waktu sinyal lalu lintas dan mengkoordinasikan antar simpang berdekatan. Pada penelitian ini, akan melakukan pembangunan model lalu lintas sesuai kondisi eksisting pada VISSIM terhadap salah satu lokasi studi kasus pada Simpang Jl. Aceh – Jl. Banda dan Simpang Jl. Aceh – Jl. Lombok, Kota Bandung. Dari hasil analisis awal didapat pergerakan dominan kendaraan berasal dari arah barat – timur dan timur – barat kedua simpang, sehingga terjadi panjang antrian maksimum tertinggi berada pada arah pergerakan tersebut. Maka arah pergerakan tersebut menjadi fokus utama dalam penanganan skenario perbaikan kinerja simpang. Skenario yang diambil dalam perbaikan kinerja simpang yaitu optimasi waktu antar hijau atau intergreen dengan nilai waktu 6 detik dan 4 detik, skenario koordinasi simpang menggunakan waktu hasil optimasi intergreen 4 detik dengan offset 22 detik, dan skenario simpang adaptif dengan maksimum waktu hijau sebesar 50 detik. Untuk skenario simpang adaptif, analisis dilakukan dengan memerintahkan script pada MATLAB yang dihubungkan dengan VISSIM-COM. Seluruh skenario mengalami penurunan panjang antrean pada pendekat barat dan timur, serta penurunan tertinggi pada Simpang Jl. Aceh – Jl. Banda sebesar 62,3%, lalu pada pendekat barat dan timur Simpang Jl. Aceh – Jl. Lombok mengalami penurunan sebesar 60,0% pada skenario simpang adaptif. Waktu termpuh yang dibutuhkan kendaraan pada jaringan jalan atau vehicle hours time (VHT) mengalami penurunan tertinggi hingga 74,2% pada skenario simpang adaptif. Berdasarkan penurunan panjang antrean maksimum dan waktu tempuh yang dibutuhkan kendaraan pada jaringan jalan, skenario simpang adaptif merupakan solusi yang terbaik dalam peningkatan kinerja pada simpang yang memiliki jarak yang berdekatan.