digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Istiqomatunnisa
PUBLIC Open In Flipbook Rita Nurainni, S.I.Pus

Kejadian petir di wilayah tropis seperti Bandung merupakan indikator penting dari aktivitas konvektif yang kompleks dan sulit diprediksi. Akurasi simulasi petir dalam model numerik sangat bergantung pada pemilihan parameterisasi fisik, khususnya skema konveksi dan mikrofisika. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi kombinasi skema parameterisasi tersebut dalam mensimulasikan kejadian petir pada 10 Februari 2024 menggunakan model Weather Research and Forecasting (WRF). Simulasi dilakukan dengan enam kombinasi skema parameterisasi dan konfigurasi domain bertingkat (9 km, 3 km, 1 km). Evaluasi dilakukan terhadap enam parameter meteorologis: SBCAPE, Lifted Index, K-Index, vertical velocity, equivalent potential temperature (??), dan Ice Mixing-Ratio (QICE). Data petir diperoleh dari Lightning Detector dan dianalisis menggunakan regresi OLS, Ridge, dan Lasso setelah transformasi logaritmik dilakukan untuk memenuhi asumsi normalitas. Hasil menunjukkan bahwa kombinasi Betts-Miller-Janjic dan WSM6 (BMWSM) memberikan performa terbaik dalam semua model regresi, dengan nilai koefisien determinasi (R²) tertinggi dan galat kuadrat rata-rata (RMSE) terendah. Sebaliknya, kombinasi Grell-Devenyi dan WSM6 menunjukkan performa terendah. Temuan ini menegaskan pentingnya pemilihan skema parameterisasi yang sesuai dalam meningkatkan kualitas simulasi kejadian petir untuk mendukung sistem peringatan dini cuaca ekstrem.