ABSTRAK Muhammad Alvaro
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER Muhammad Alvaro
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Muhammad Alvaro
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Muhammad Alvaro
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Muhammad Alvaro
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Muhammad Alvaro
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Muhammad Alvaro
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
DAFTAR PUSTAKA Muhammad Alvaro
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Rekayasa jaringan tulang menawarkan alternatif menjanjikan pencangkokan tulang tradisional. Akan tetapi, infeksi terkait implan tetap menjadi tantangan utama akibat pembentukan biofilm bakteri. Penelitian ini berfokus pada pengembangan perancah antibakteri dengan melapisi perancah polycaprolactone (PCL) hasil 3D-printing dengan partikel nano seng oksida (ZnO). Untuk mengatasi tidak kompatibelnya permukaan antara PCL hidrofobik dan ZnO hidrofilik, polidopamin (PDA) digunakan sebagai senyawa jangkar.
Penelitian ini membandingkan tiga metode deposisi untuk memodifikasi permukaan perancah PCL: (i) tanpa dopamin (PCL/ZnO), (ii) dengan PDA melalui imobilisasi satu tahap (PCL/PDA/ZnO-1), dan (iii) dengan PDA melalui imobilisasi dua tahap (PCL/PDA/ZnO-2). Perancah yang dihasilkan dikarakterisasi menggunakan fourier transform infrared (FTIR), thermogravimetric analysis (TGA), scanning electron microscopy – energy dispersive spectroscopy (SEM-EDS), dan pengukuran sudut kontak untuk mengevaluasi kualitasnya. Hasilnya menunjukkan bahwa metode imobilisasi dua tahap adalah yang paling efektif. Hasil TGA menunjukkan bahwa perancah PCL/PDA/ZnO-2 memiliki kandungan ZnO tertinggi (17,8 wt%) dibandingkan dengan PCL/ZnO (12,0 wt%) dan PCL/PDA/ZnO-1 (10,4 wt%). Analisis SEM-EDS mengonfirmasi hal ini dengan temuan bahwa PCL/PDA/ZnO-2 memiliki lapisan partikel nano ZnO yang terdispersi dengan baik. Selain itu, semua perancah yang dilapisi dengan ZnO terbukti menjadi lebih hidrofilik.
Kesimpulannya, penggunaan PDA dengan metode imobilisasi dua tahap merupakan metode unggul untuk menempelkan partikel nano ZnO yang terdispersi dengan baik ke perancah PCL, sehingga secara signifikan dapat meningkatkan sifat permukaannya untuk aplikasi potensial dalam rekayasa jaringan tulang antibakteri.
Perpustakaan Digital ITB