digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


COVER Simon Matthew S P Butar Butar
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Simon Matthew S P Butar Butar
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Simon Matthew S P Butar Butar
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Simon Matthew S P Butar Butar
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Simon Matthew S P Butar Butar
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Simon Matthew S P Butar Butar
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Simon Matthew S P Butar Butar
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN Simon Matthew S P Butar Butar
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

Salah satu bentuk hilirisasi sektor batubara di Indonesia adalah melalui pemanfaatan batubara metalurgi sebagai bahan baku kokas. Formasi Batuayau, yang berumur Eosen Tengah hingga Akhir dan terletak di Sub-Cekungan Kutai Atas, merupakan salah satu formasi pembawa batubara yang berpotensi sebagai sumber batubara metalurgi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lingkungan pengendapan, karakterisasi batubara metalurgi, hubungan lingkungan pengendapan terhadap karakterisasi batubara, serta genesa pembentukan batubara metalurgi Formasi Batuayau yang berlokasi di Provinsi Kalimantan Tengah. Lingkungan pengendapan batubara ditentukan melalui analisis stratigrafi dari Pengukuran Penampang Stratigrafi (PPS) pada singkapan dan deskripsi bor inti. Analisis karakterisasi batubara menggunakan data sekunder berupa uji proksimat serta data Crucible Swelling Number (CSN) dan maximum fluidity untuk mengetahui karakterisasi batubara metalurgi. Lingkungan pengendapan di area penelitian merupakan dataran pasang surut (tidal flats) dengan fasies arsitektur berupa swamp, supratidal, dan intertidal dengan kondisi lingkungan telmatik yang diperoleh dari analisis litofasies dan maseral menggunakan perhitungan Tissue Preservation Index (TPI) dan Gelification Index (GI). Lapisan batubara O, P, Q, dan R menjadi fokus dalam menentukan karakterisasi. Lapisan batubara memiliki kandungan abu rendah hingga sedang (7–14,6 %adb) dan kadar sulfur rendah hingga sedang (0,4–1,1 %adb), serta termasuk dalam peringkat batubara bituminus volatil tinggi A hingga bituminus volatil medium dengan nilai kalor 15.049–15.868 btu/lb (%mmmf). Batubara area penelitian termasuk ke dalam kategori semi-hard hingga standard hard coking coal dan kemampuan mengembang yang kuat (strongly caking). Nilai reflektansi vitrinit yang berkisar 1,1–1,2 % serta gradien geotermal sebesar 3,5 oC/100 m, yang diperkuat oleh data burial history Sub-Cekungan Kutai Atas, menunjukkan bahwa genesa pembentukan batubara metalurgi di area penelitian dipengaruhi oleh proses pembebanan sebagai sumber panas pematangan batubara.