digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


COVER Muhammad Sultoni
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Muhammad Sultoni
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Muhammad Sultoni
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Muhammad Sultoni
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Muhammad Sultoni
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Muhammad Sultoni
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Muhammad Sultoni
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN Muhammad Sultoni
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

Akuifer merupakan lapisan batuan sedimen yang mampu menyimpan dan mengalirkan air tanah. Di Indonesia, sekitar 46% kebutuhan air berasal dari air tanah, tetapi pasokan air saat musim kemarau sering kali tidak terpenuhi, terutama di Pulau Jawa yang berpotensi kekeringan lebih dari 75%. Kabupaten Kudus termasuk wilayah rawan, dengan cakupan akses air minum aman hanya 23,97%. Untuk mengatasi masalah tersebut, dilakukan eksplorasi potensi akuifer dan penilaian kualitas air di daerah Tumpangkrasak, Kudus, Jawa Tengah. Daerah penelitian didominasi endapan aluvium berumur Holosen dengan geomorfologi satuan dataran aluvial di selatan Gunung Muria. Penelitian ini mengkombinasikan metode hidrogeologi dan hidrogeofisika: dua lintasan geolistrik diinterpretasikan dan divalidasi dengan sampel pengeboran sumur bor eksplorasi TK-1; Kemudian arah aliran air tanah dipetakan dengan interpolasi inverse distance weighting (IDW); IDW juga diterapkan untuk membuat peta pH dan Total Dissolved Solids (TDS) dari 37 titik sumur gali. Analisis laboratorium pada air sumur bor TK-1 berdasarkan Permenkes No. 2 Tahun 2023. Hasil menunjukkan sistem akuifer dengan aliran air tanah dari barat laut ke tenggara. Sistem tersusun atas tiga bagian: (1) Akuifer dangkal umumnya di kedalaman (0,00-30,00 m) dengan tipe akuifer pasir bebas dan semi tertekan; (2) Akuiklud lempung di kedalaman (30,00-70,00 m); dan (3) Akuifer dalam pasir tertekan tercatat pada kedalaman lebih dari 70,00 m. Beberapa kualitas air sumur tidak memenuhi ambang batas: (TDS) pada titik S-08, S-09, dan S-34 berkisar 332–413 mg/L; selisih suhu udara dan suhu air di titik S-04, S-07, S-09, S-10, S-11, S-12, S-15, dan S-16 berkisar 3,20–6,40 °C; nilai pH di titik S-04, S-23, S-24, dan S-26 tercatat rentang 6,10–6,49; dan tiga sumur berbau. Kondisi ini dipengaruhi oleh aktivitas antropogenik. Sedangkan, sumur bor TK-1 menunjukkan koliform positif dan TDS sebesar 336,50 mg/L. Hasil studi ini sebagai rekomendasi dalam mengeksploitasi air yang aman.