digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak - MUHAMMAD MU’ALIF MUSTOFA
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER - Muhammad Mu'alif Mustofa
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB I - Muhammad Mu'alif Mustofa
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB II - Muhammad Mu'alif Mustofa
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB III - Muhammad Mu'alif Mustofa
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB IV - Muhammad Mu'alif Mustofa
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB V - Muhammad Mu'alif Mustofa
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB V - Muhammad Mu'alif Mustofa
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA -Muhammad Mu'alif Mustofa
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN - Muhammad Mu'alif Mustofa
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Timah merupakan salah satu komoditas strategis Indonesia dengan Kepulauan Bangka Belitung sebagai salah satu produsen utama yang menempati peringkat keempat dunia. PT Timah Tbk., sebagai perusahaan milik negara, memegang peran penting dalam pengelolaan penambangan timah di wilayah tersebut. Geologi Pulau Bangka yang kompleks, khususnya pada endapan timah primer, menuntut perhatian khusus terhadap aspek kestabilan lereng dan efisiensi produksi tambang. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kestabilan lereng eksisting tambang timah primer dengan mempertimbangkan variasi muka airtanah (MAT), beban alat berat, dan pengaruh gempa, menggunakan Metode Kesetimbangan Batas (Limit Equilibrium Method/LEM). Penilaian kestabilan lereng mengacu pada Keputusan Menteri ESDM No. 1827/K/30/MEM/2018. Lereng dengan tinggi 60 meter tersusun atas batupasir meta dan batulempung dari Formasi Tanjunggenting, dengan ketebalan lapisan 1–18 meter. Berdasarkan klasifikasi massa batuan Bieniawski (1989) dari data talipindai, lereng dikategorikan sebagai fair rock. Hasil analisis menunjukkan bahwa dalam kondisi kering, nilai Faktor Keamanan (FK) berkisar antara 1,2–1,9. Namun, pada kondisi jenuh, Faktor Keamanan menurun drastis, dengan PL mencapai 0%–100%, melampaui batas aman. Oleh karena itu, dilakukan desain ulang lereng dengan pengaturan ulang geometri lereng, seperti penambahan bench dan ramp serta pelandaian sudut lereng. Desain akhir menghasilkan lereng setinggi 58,7 meter dengan sudut keseluruhan 37°, memberikan nilai Faktor Keamanan serta PL pada semua skenario muka airtanah sesuai dengan standar keamanan.