BAB 1 Wicaksana Riz Kifli
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Wicaksana Riz Kifli
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Wicaksana Riz Kifli
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Wicaksana Riz Kifli
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Wicaksana Riz Kifli
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Wicaksana Riz Kifli
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Jembatan Cipada merupakan infrastruktur vital yang berfungsi sebagai pendorong
pertumbuhan ekonomi dan konektivitas antar daerah. Kestabilan lereng di sisi utara
ruas Jembatan Cipada menjadi perhatian khusus karena merupakan area bekas
tambang dan pernah terjadi kelongsoran di dekatnya. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis kestabilan lereng, mengidentifikasi potensi jenis dan lokasi
kelongsoran, serta memberikan rekomendasi penanganan lereng yang efektif.
Analisis dilakukan dalam tiga kondisi muka air tanah (kering, eksisting, dan jenuh)
serta dua skenario pembebanan (statis dan dinamis dengan koefisien seismik 0,073
g). Hasil perhitungan menunjukkan bahwa lereng hanya aman dalam kondisi kering
dengan nilai Faktor Keamanan (FK) statis 1,53 dan FK dinamis 1,37 yang
memenuhi standar KEPMEN ESDM No. 1827 K/30/MEM/2018 (FK Statis min.
1,3 dan FK Dinamis min. 1,1) dan SNI 8460:2017 (FK Statis min. 1,5 dan FK
Dinamis min. 1,1). Pada saat dilaksanakan penelitian (kondisi eksisting) (FK statis
1,01; FK dinamis 0,88) dan jenuh (FK statis 1,00; FK dinamis 0,87), lereng
dinyatakan tidak aman. Potensi kelongsoran yang teridentifikasi adalah longsoran
luncuran tipe translasi di sepanjang bidang kontak antara lapisan tanah pelapukan
dan batuan dasar tufa. Berdasarkan hasil penelitian, direkomendasikan dua strategi
penanganan lereng: implementasi sistem peringatan dini melalui pemantauan
deformasi menggunakan inclinometer dan ekstensometer, serta pengelolaan
drainase permukaan dan bawah permukaan secara komprehensif untuk menurunkan
muka air tanah yang terbukti signifikan memengaruhi kestabilan lereng.
Perpustakaan Digital ITB