digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Target pemerintah dalam mencapai Net Zero Emissions 2060 harus didukung secara serius. Target terdekat yang akan dicapai yaitu penggunaan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) sebesar 23% pada bauran energi nasional pada tahun 2025. Kebijakan ini dijalankan dengan komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 29% pada tahun 2030, guna menuju sistem penggunaan energi yang lebih bersih dan berkelanjutan. Salah satu bentuk dukungan kepada pemerintah telah dilakukan oleh berbagai perusahaan pembangkit listrik, yaitu dengan melakukan uji coba Co-firing. Batubara dan biomassa dicampur pada stockpile dan dibakar dalam boiler. Pada penelitian ini, penulis melakukan analisis pembakaran campuran batubara dengan beberapa biomassa yaitu sawdust, sekam padi, dan Solid Recovered Fuel (SRF). Komposisi campuran antara biomassa dengan batubara dilakukan dengan 3 variasi, yaitu batubara 50% + sawdust 25% + sekam padi 25% (campuran A), batubara 50% + sekam padi 25% + SRF 25% (campuran B), dan batubara 50% + sawdust 25% + SRF 25% (campuran C). Penulis melakukan studi menggunakan metode numerik dengan bantuan perangkat lunak Computational Fluid Dynamics (CFD) Ansys Fluent 2022 R1 pada laju massa bahan bakar ditetapkan sama dengan laju massa bila menggunakan batubara saja. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan campuran biomassa dapat mengurangi emisi CO2 dengan penurunan terbesar yaitu 45,7% pada campuran C. Untuk emisi SO2 dan NOx diperoleh dari pembakaran campuran A dengan penurunan SO2 sebesar 67,14% dan NOx sebesar 30,71%. Efek derating juga terjadi saat co-firing, namun hal ini merupakan konsekuensi penggunaan biomassa yang memiliki nilai kalor lebih rendah dibanding batubara. Dari ketiga campuran, campuran A memiliki keunggulan yang lebih banyak dibanding campuran lainnya, antara lain penurunan daya (derating) dan emisi yang terendah.